Rabu 30 Oct 2013 15:01 WIB

Politikus Golkar Minta JK Abaikan Permintaan PKB

Jusuf Kalla
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Politikus senior Partai Golkar Jawa Tengah Soejatno Pedro Hd meminta Jusuf Kalla (JK) untuk mengabaikan wacana Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berniat mengusungnya sebagai capres. 

"Kinerja dan citra Pak JK selama ini bagus. Namun sangat sulit bisa maju sebagai capres dari PKB karena untuk bisa mengusung capres setidaknya memperoleh dukungan 20 persen suara pemilu," katanya di Semarang, Rabu (30/10).

Menurut dia, JK sebaiknya memosisikan diri sebagai Bapak Bangsa. Karena, secara sosial dan kultural posisinya lebih tinggi ketimbang presiden. 

Karena, dengan kepercayaan tinggi yang diberikan oleh media dan masyarakat luas JK tetap bisa berbuat lebih banyak untuk kebaikan bangsa dan negara.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Jateng tersebut menyatakan, JK selalu menuai tugas selama mengemban tugas. Mulai jadi anggota tim perundingan perdamaian di Aceh, Maluku, lalu menjadi wapres, hingga Ketua Umum Palang Merah Indonesia.

Golkar juga hampir bisa dipastikan mengusung ketua umum Aburizal Bakrie dan mungkin bakal menggadeng cawapres dari partai atau tokoh lain yang diyakini bisa mendongkrak perolehan suara. Namun, ia memastikan itu bukan JK.

Berdasarkan pengalaman dalam tiga pilpres sebelumnya, kata Pedro, Golkar malah menuai perpecahan pascamunas. Karena terjadi konflik antarelite yang berujung pada pendirian partai baru oleh bekas tokoh Golkar. 

Terakhir adalah Partai Nasdem yang dipelopori Surya Paloh setelah Hanura yang dikomandani Wiranto. Kemudian PKPI dengan tokohnya Edi Sudrajat. Edi, Wiranto, dan Surya Paloh sebelumnya merupakan tokoh penting Partai Golkar.

"Sebagai kader, saya juga tidak ingin melihat Golkar pecah lagi setelah dua tokoh puncaknya maju dalam Pilpres 2014," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement