REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPD Partai Golkar Sulawesi Tenggara tidak sepakat dengan wacana memunculkan kader potensial sebagai capres alternatif pada pemilu 2014. Mereka khawatir capres alternatif malah akan meningkatkan friksi di internal Golkar.
"Kalau didorong sekarang malah akan menurunkan elektabilitas. Golkar bisa dianggap pecah antara kader muda dan senior," kata Ketua DPD Golkar Sulawesi Tenggara, Ridwan Bae ketika dihubungi Republika, Selasa (29/10).
Ia mengatakan, kader muda potensial Golkar sebaiknya tidak tampil sebagai individu. Mereka mestinya memanfaatkan potensi yang mereka miliki untuk menaikan elektabilitas partai dan Aburizal Bakrie (Ical). "Mari kita semua berjuang menaikan elektabilitas Ical," ujarnya.
Menurutnya, sikap meredam muculnya tokoh muda alternatif bukan berarti menutup proses demokrasi di tubuh partai. Namun, karena saat ini lebih fokus pada upaya membina kader muda potensial untuk proses regenerasi kepemimpinan mendatang.
"Golkar ingin menghadirkan pemuda yang matang secara politik, ekonomi, dan membangun masyarakat," katanya.
Ridwan berharap kader muda potensial Golkar menyiapkan diri untuk proses regenerasi setelah pencapresan Ical. Menurutnya sampai saat ini hanya Ical tokoh Golkar yang layak diusung sebagai capres. "Kaum muda Golkar bukan tidak mampu. Tapi kita berharap jangan rusak sebelum matang," ujarnya.