REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini sekitar 90 persen ikan asli di sungai Ciliwung sudah punah. "Sekarang malah lebih banyak ikan invasif," kata Pakar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Ibnu Maryanto di Jakarta, Sabtu
Ia mencontohkan, ikan invasif yang hidup di sungai Ciliwung seperti ikan sapu-sapu (Pterygoplichtys pardalis), bawal (Colossoma macropopum) dan ikan piranha.
Ikan-ikan invasif saat ini mendominasi perairan darat di Indonesia dan mengancam kepunahan ikan-ikan asli perairan itu, sebab ikan-ikan invasif memiliki daya tahan dan berkembangbiak yang lebih baik.
Keberadaan ikan-ikan invasif akan menyebabkan kompetisi di habitat dengan ikan-ikan alami yang ada.
Kompetisi yang terjadi adalah dalam kompetesi sumberdaya untuk mencari makanan dan tempat hidup, potensi penyebaran penyakit, menjadi predator ikan maupun telur ikan asli.
Padahal, ikan asli di sungai Ciliwung memiliki cukup banyak seperti ikan betot (Macrognathus maculatus), senggal (Hemibagrus cf. nemurus), soro (Tor soro) dan ikan belida.
Data LIPI menyebutkan pada 1910-an jumlah spesies ikan yang hidup di sungai Ciliwung diperkirakan mencapai 187 jenis.
Bahkan introduksi ikan invasif juga sudah ditemukan di waduk Jatiluhur Provinsi Jawa Barat yaitu ikan aligator yang sifatnya ganas atau pemangsa.
Jenis-jenis ikan invasif yang saat ini hidup di perairan Indonesia bahkan dikembangbiakkan seperti Ikan nila (Oreochromis niloticus) dari Afrika dan ikan mas (Cyprinus carpio) dari Jepang dan Cina.