Jumat 25 Oct 2013 22:26 WIB

Soal PPI, Ruhut: 'Ngapain' Ditanggapi

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Mansyur Faqih
Ruhut Sitompul
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Ruhut Sitompul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul menilai, pernyataan Anas Urbaningrum soal SMS Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak perlu ditanggapi. "Kayak begitu tidak usah ditanggapi," kata dia, saat dihubungi Republika, Jumat (25/10).

Ia ia menilai, pesan itu tidak pernah ada. Karenanya, ia juga menyayangkan ada politisi partainya yang menyoroti PPI. Apalagi, sampai ada yang menyebut PPI harus dibubarkan. 

Menurut dia, PPI itu bukan partai sehingga tidak ada hubungannya dengan Demokrat. "Itu aku sesalkan, ngapain ditanggapi," kata anggota Komisi III DPR itu.

Sebelumnya, Anas ikut menanggapi pesan yang diduga berasal dari SBY ke jajaran petinggi Demokrat. Pesan yang tersebar di media itu memperlihatkan kegusaran SBY terkait kabar Subur Budhisantoso yang dijemput Badan Intelijen Negera (BIN).

Anas sudah membaca isi pesan tersebut dari pemberitaan di media. Ia meyakini pesan itu memang berasal dari SBY. Dalam pesan itu, Anas membaca SBY mendapat kabar Subur diculik BIN. Kabar itu diduga disebarkan Anas dan Gede Pasek Suardika. "Itu pangkalnya. Ketika beliau menerima informasi itu dan informasinya salah, keliru, tidak valid," kata Anas.

Menurut Anas, aktivis PPI Muhammad Rahmad tidak pernah menyebut kata 'diculik', melainkan 'dijemput'. Sehingga, Ia memaklumi kegusaran SBY dalam pesan itu karena ada informasi yang salah. Ia pun berharap orang yang memberikan pesan itu meminta maaf kepada SBY. Ia juga berharap SBY bisa lebih hati-hati dalam menerima informasi dari 'pembisiknya'.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement