Rabu 23 Oct 2013 13:45 WIB

LIPI: Indonesia Butuh 200 Ribu Peneliti

LIPI
LIPI

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Indonesia idealnya membutuhkan 200 ribu peneliti di berbagai bidang untuk bisa mengejar ketertinggalan kemajuan teknologi dari negara lain. 

"Sekarang ini jumlah peneliti yang ada di Indonesia masih kecil dan tidak seimbang dengan jumlah penduduknya," kata Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lukman Hakim di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (23/10).

Menurutnya, saat ini sumber daya manusia ilmu dan pengetahuan, khususnya peneliti Indonesia yang terdaftar di LIPI sebanyak 8 ribu orang. Lalu, 16 ribu peneliti bekerja di perguruan tinggi.

Sedangkan peneliti yang berada di bawah naungan institusi swasta belum dapat dipastikan jumlahnya. Ia menilai jumlah peneliti tersebut tentu saja terlalu kecil dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang mendekati 240 juta jiwa.

Belarusia, katanya, sebuah negara kecil di Eropa saja memiliki 36 peneliti per 10 ribu penduduk. Sementara Indonesia masih pada komposisi satu peneliti per 10 ribu penduduk.

Padahal ilmu pengetahuan selama ini dipercaya sebagai tulang punggung negara maju untuk memenangkan persaingan. Baik ekonomi mau pun politik.

"Negara-negara maju menyadari peran penelitian ilmu pengetahuan dalam mengembangkan daya saing industri untuk pertumbuhan ekonominya," katanya.

Salah satu peneliti LIPI menyatakan Indonesia saat ini masih menjadi raksasa tidur. Meski dari sisi PDB sudah masuk dalam 16 besar dunia. Bahkan 25 tahun lagi masuk 10 besar kekuatan ekonomi dunia.

Tekad itu tetap sebatas impian apabila tidak diikuti kemampuan riset dan teknologi, serta pembiayaan riset yang memadai. "Jumlah peneliti harus diperbanyak karena dengan jumlah yang masih sedikit sekarang ini dinilai tidak wajar," kata Lukman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement