REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang didirikan Denny JA memastikan hasil poling yang dirilis Ahad (20/10) tidak ditujukan untuk menguntungkan Partai Golkar. Meski Golkar disebut sebagai salah satu pengguna jasa LSI, tetapi tidak berkaitan dengan survei nasional yang baru dirilis tersebut.
"Elektabilitas Golkar itu turun dibandingkan Maret 2013. Tidak logis kalau kami dituduh mengeluarkan hasil itu karena bayaran atau menguntungkan Golkar saja. Hasil kemarin merupakan hasil jajak pendapat yang dilakukan sistematis dan terkukur di lapangan," kata peneliti LSI Adjie Alfaraby saat dihubungi Republika, Selasa (22/10).
Adjie mengatakan, Golkar bukan satu-satunya partai politik yang menggunakan jasa LSI. Beberapa partai lain, seperti Partai Demokrat, PDI Perjuangan, dan PAN pernah menggunakan jasa LSI.
Meski pun jasa yang digunakan untuk mengetahui keterpilihan kandidat yang diusung dalam pemilihan kepala daerah. Untuk survei tingkat nasional, ujarnya, LSI tidak pernah sekali pun melakukannya atas keinginan parpol.
"Kalau pun ada yang menginginkan survei nasional, biasanya tidak kami publikasikan. Tapi hanya disampaikan kepada partai yang memesan saja," jelas Adjie.
Survei terakhir yang dilakukan LSI, lanjut Adjie, tidak dibiayai Golkar. Karena LSI menggunakan dana lembaga sendiri untuk melakukan jajak pendapat nasional. Dana tersebut diperoleh dari jasa konsultasi yang mereka berikan pada pilkada kepada parpol.
"Survei tingkat nasional yang kami publikasikan ke publik itu dibiayai kami sendiri. Kalau dibiayai partai, hanya dipublikasikan kepada partai itu saja," ujar Adjie.