Selasa 22 Oct 2013 17:15 WIB

Pengamen Topeng Monyet Pasrah Dilarang Jokowi

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: A.Syalaby Ichsan
Seorang pawang beserta monyet peliharaannya terjaring dalam razia topeng monyet oleh Satpol PP di kawasan Cawang, Jakarta Timur, Selasa (22/10).  ( Republika/Rakhmawaty la'lang)
Seorang pawang beserta monyet peliharaannya terjaring dalam razia topeng monyet oleh Satpol PP di kawasan Cawang, Jakarta Timur, Selasa (22/10). ( Republika/Rakhmawaty la'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, Seekor monyet sedang beristirahat bersama pemiliknya, Rusdi (38 tahun) di tengah teriknya matahari Jakarta.

Tuan dan peliharaannya itu bersantai sejenak di kawasan Terminal Lebak Bulus Jakarta Selatan, Selasa (22/10) siang. Maklum, mereka sejak pagi mengamen keliling kampung.

Terlihat pernak-pernik alat peraga monyet yang dibawa Rusdi.  Ada payung kecil, motor-motoran, gerobak kecil dan lainnya. Juga, tak ketinggalan topengnya.

Selama empat tahun ini, Rusdi menggeluti usahanya itu. Ia mengatakan, kebutuhan hidupnya beserta keluarga bergantung dari monyet miliknya. “Ini dari topeng monyet ini makannya (keluarga),” katanya kepada Republika, Selasa (22/10).

Sehari-hari, Rusdi bisa meraup keuntungan sampai Rp 70 ribu dari usaha ini. Meski pas-pasan ia mengaku bersyukur dengan apa yang didapatkannya.

Setiap hari, ia berkeliling dari gang ke gang, kampung ke kampung. Saat banyak berkumpul anak kecil, disitulah Rusdi mulai beraksi dengan monyetnya. “Kadang di komplek, di kampung, dimana-mana. Biasanya ada anak kecil sedang main bersama orang tuanya. Kita main disitu,” tuturnya.

Kini, Rusdi sedang gelisah. Dia sudah mendengar rencana pemerintah tentang larangan topeng monyet di Jakarta tahun depan dari rekan-rekannya sesama tukang topeng monyet. “Dari mulut ke mulut gitu tahunya,” ujarnya.

Rusdi pun pasrah. Dia mengaku tak keberatan jika memang monyetnya akan diminta oleh pemerintah. Hanya saja, Rusdi meminta pemerintah menggantinya dengan pekerjaan.

Saat si monyet diambil, Rusdi mengaku akan kehilangan mata pencaharian tetapnya selama ini. Selama ini, kebutuhan hidupnya hanya terpenuhi dari mengamen topeng monyet. Selama empat tahun ini Rusdi dan keluarganya bertahan hidup dengan usaha tersebut.

Sebagai kepala keluarga, Rusdi memang risau jika Jokowi benar-benar akan menerapkan program bebas topeng monyet. Tapi untuk sekarang, Rusdi tak terlalu memikirkannya. Ia terus menjalani apa yang ada di hadapannya saat ini. “Saya jalani ini saja, nanti pasti ada lagi rejeki,” katanya yakin.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memang berencana membuat kebijakan pelarangan topeng monyet pada tahun 2014. Ia beranggapan, permainan merupakan bentuk eksploitasi terhadap hewan tersebut.

Primata itu rencananya akan dibeli oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan akan ditempatkan di Taman Marga Satwa Ragunan, Jakarta Selatan.

Isu eksploitasi monyet di Indonesia, sudah menjadi perhatian dunia internasional. Menurut Jokowi, monyet adalah binatang yang dilindungi dan  harus  dikembalikan ke habitatnya atau masuk ke kawasan konservasi. Monyet-monyet itu akan ditampung di Taman Margasatwa Ragunan untuk konservasi.

Agar eksploitasi monyet itu tak terjadi lagi, Pemprov DKI juga sudah memasang poster “2014 Jakarta Bebas Topeng Monyet”. Melalui poster tersebut, Pemprov menghimbau agar masyarakat tidak menyiksa hewan primata itu.

Tertulis dalam poster itu, bahwa menyiksa monyet selain melanggar Pasal 302 KUHP, juga menyiksa hewan itu sendiri. Tertulis juga bahwa monyet bukan hewan peliharaan karena dapat menularkan penyakit tuberkolosis (TBC).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement