REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan peristiwa kebakaran lahan atau hutan di daratan Sumatera yang sebelumnya marak terjadi di Riau kini mulai beralih ke Aceh.
BNPB meriliskan, sejak Jumat sore (18/10) hingga Sabtu pagi (19/10), satelite National Oceanic and Atmospheric Administration mendeteksi kemunculan titik panas (hotspot) Sumatera ada sebnayak delapan titik
Tujuh "hotspot" diantaranya berada di Provinsi Aceh tepatnya di Kabupaten Aceh Barat.
Sementara satu titik api tersisa menurut NOAA terdeteksi berada di Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.
NOAA tidak mendeteksi titik panas di daratan Provinsi Riau yang sebelumnya sempat mencapai ratusan titik. Titik panas atau "hotspot" diindikasi kuat sebagai peristiwa kebakaran hutan atau lahan yang kerap menyebabkan ruang udara menjadi tercemar kabut asap.
"Jumlah titik panas di Sumatera kali ini sudah jauh berkurang dibandingkan sebelumnya yang mencapai pelasan bahkan puluhan titik," kata Humas BNPB Agus Wibowo.
Menurut dia, kondisi itu disebabkan sebagian besar Sumatera telah memasuki musim hujan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru memprakirakan seluruh wilayah kabupaten/kota di Provinsi Riau berpotensi terjadi hujan ringan - sedang.
"Peluang terjadinya hujan secara merata itu akibat Riau yang memang telah mulai memasuki puncak musim hujan," kata Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Warih Budi Lestari.
Rilis lembaga tersebut menyebutkan, peluang hujan terjadi pada siang, sore dan malam hari ini serta untuk beberapa hari kedepan.
Hujan dengan intensitas sedang berpeluang melanda lima kabupaten/kota di Riau seperti Kabupaten Bengkalis, Kampar, Indragiri Hulu, serta Kuantan Singingi dan Kota Dumai.
Sementara untuk tujuh daerah lainnya meliputi Kabupaten Kepulauan Meranti, Pelalawan, Indragiri Hilir, Siak, Rokan Hulu, Rokan Hilir dan Kota Pekanbaru haya berpeluang terjadi hujan ringan.