REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hubungan percintaan putri keempat Sultan Hamengku Buwono X Gusti Raden Ajeng Nurabra Juwita (GKR Hayu) dengan Angger Pribadi Wibowo (KPH Notonegoro) sempat putus sambung.
Saat Oktober 2011 pernikahan Reni (panggilan akrab GKR Bendara) dan Abra (panggilan akrab GKR Hayu) mau dibarengkan. Namun Abra belum mau. Padahal kain untuk pernikahan sudah disiapkan dua buah. Mengapa?
GKR Hemas akhirnya membuka alasan GKR Hayu belum mau menikah bersama adik bungsunya dan menunda pernikahannya.
''Karena kalau Abra menikah dengan Angger (panggilan akrab terhadap KPH Notonegoro), harus harus meninggalkan Indonesia dan jaub dari keluarga di Yogyakarta. Apalagi dia itu,meskipun kelihatan cuek tetapi sangat perhatian dengan ibunya,'' ungkap permaisuri Sultan Hamengku Buwono X ini, kemarin. Disamping itu alasan Abra belum mau menikah, karena akan melanjutkan sekolah.
Sementara itu, KPH Notonegoro sendiri sudah dekat dengan keluarga keraton. '' Angger itu menganggap saya seperti ibu sendiri. Dia sampai curhat kepada saya, sedih berjauhan dengan Abra. Dia sempat berkata, kalau tidak dapat Abra, tidak akan menikah,''ungkap GKR Hemas.
Menurut dia, Angger anaknya taat beribadah dan dia sempat setahun tinggal di pondok pesantren di Kudus.
Dalam pandangan ibunya, Abra sejak kecil mempunyai kelebihan di bidang teknologi. Bahkan dia mempunyai cita-cita cukup besar, yakni memajukan keraton dengan teknologi informasi. ''Hal itu sudah dia lakukan bersama Romo Yudhahadiningrat di Tepas Tondhoyekti (Pusat Data Kraton-red). Sehingga kraton bisa diakses di seluruh dunia,''ujarnya.
Dikatakan dia, Angger dan Abra itu sama-sama cuek, cara berpikir dan yang digelutinya hampir sama. ''Pesan saya kepada Abra setelah menikah, semoga menjalani kehidupan saling berbagi, tidak menang sendiri dan menyesuaikan dengan kehidupan yang baru,'' kata GKR Hemas yang mengaku senang dan lega kelima anaknya sudah berumah tangga.