Rabu 16 Oct 2013 15:24 WIB

PLN Janjikan Krisis Listrik Sumut Teratasi Pekan Ini

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Nidia Zuraya
Petugas melakukan perawatan jaringan listrik saluran udara ekstra tinggi (SUTET) di PLTGU Muara Karang, Jakarta.
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Petugas melakukan perawatan jaringan listrik saluran udara ekstra tinggi (SUTET) di PLTGU Muara Karang, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Pemadaman rutin yang terjadi di Sumatra Utara (Sumut) hampir pasti segera berakhir. Persoalan yang menyengsarakan dan menjengkelkan rakyat itu teratasi setelah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan pertengahan minggu ini genset sewaan siap beroperasi.

Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji mengungkapkan, listrik di Sumatera segera normal. ''Pertengahan minggu ini sudah bisa menyala sepanjang waktu,'' kata dia pada acara Peresmian Proyek-proyek Infrastruktur di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Rabu (16/10).

Sebelumnya, pemadaman yang terjadi di Sumatra khususnya di Sumut sangat mengganggu aktivitas bisnis dan kegiatan sehari-hari. Krisis listrik terjadi karena mesin pembangkit diperbaiki dan proyek pembangunan pembangkit listrik pada proyek percepatan 10 ribu mega Watt (MW) atau FTP 1 molor.

Defisit listrik di Sumut, kata Nur, akan teratasi dengan genset berkapasitas 150 MW. Namun begitu ketersediaan listrik baru dapat dikatakan aman apabila ada cadangan.

Dia melukiskan, cadangan listrik itu seperti mengendarai mobil tanpa ban serap,  was-was saat berkendara. Alhasil cadangan harus tersedia.

Dengan tambahan genset kedua berkapasitas 160 MW yang akan segera didatangkan, cadangan akan tersedia dan bisa menampung tambahan-tambahan koneksi baru.

Genset disewa PLN, kata Nur, dari negara mana pun. Tidak hanya Singapura tapi juga dari Timur Tengah dan Malaysia. Pasalnya, genset cadangan itu adalah bisnis yang tersedia di banyak negara. Genset cadangan itu gunanya untuk dipindah-pindah. Kedua genset itu disewa PLN dengan kontrak enam bulan. Dalam masa itu  PLTU Nagan sudah selesai dan berproduksi. Setelah Pangkalan Susu selesai, pindah ke tempat lain. Jadinya, genset cadangan akan dipindahkan ke tempat yang memerlukan.

PLN memiliki cadangan sendiri. Untuk cadangan genset, kata Nur, lebih efektif disediakan pihak lain. Pihak itu memang bergerak di bidang usaha pembangkit listrik yang dapat dipindahkan. PLN masih berkonsentrasi pembangkit-pembangkit yang menetap dan berkapasitas besar. ''Kita fokus saja di situ,'' jelas dia.

Genset kedua, ujar dia, akan datang pada November ini dan mulai beroperasi pada minggu ketiga. Kedua genset itu didatangkan sampai PLTU Nagan Raya, Aceh dan PLTU Pangkalan Susu, Sumut selesai. Jadi setelah enam bulan, keduanya tidak akan digunakan lagi.

Amannya pasokan listrik, Nur mengaku tidak mudah menjawabnya. Pihaknya terus membangun pembangkit listrik dan terus menambah kapasitas kelistrikannya. Semisal sudah disiapkan dari Arun sebesar 200 MW. Lalu, ada 200 MW tambahan dari Arun juga. Yang Arun pertama Oktober 2014 dan tambahannya pada 2015. Persoalannya masih menunggu pipa gas yang masih dibangun.

PLTU Nagan sekarang sedang memasuki proses testing. Unit satu sudah bisa memproduksi listrik hingga 100 MW. Sedangkan Nagan Raya unit 2 dalam tahap firing atau baru dinyalakan. Paling tidak membutuhkan waktu paling lambat enam bulan apabila masih ada yang perlu disesuaikan.

Terus ditambahnya cadangan karena pertumbuhan konsumsi listrik yang terus menanjak. Kebutuhan listrik terus bertambah dan tidak pernah cukup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement