REPUBLIKA.CO.ID, MUARA GEMBONG, BEKASI -- Tiga Desa yang berada di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, berlokasi persis di pinggiran pantai. Akibat terkena abrasi pantai, satu dari tiga desa ini hilang.
Desa Pantai Mekar misalnya, tak bersisa ditelan genangan air pantai. Kepala Desa Pantai Mekar, Darma, mengatakan kepada Republika, Kamis (10/10), sebanyak 200 dari 600 Kepala Keluarga (KK) terpaksa pindah ke daerah lain akibat bangunan rumah mereka yang terletak persis di pinggir pantai, hilang terkena abrasi.
Desa Pantai Mekar ini dihuni 600 kepala keluarga (KK) yang mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. "Harapan kita ke depan, jangan ada lagi yang rumahnya tergusur ombak," jelasnya.
Dia mengatakan, belasan tahun lalu pemerintah pusat berjanji memasang tanggul penahan ombak. Namun hingga kini, belum ada realisasi akan hal tersebut. Selain Desa Pantai Mekar, masih ada dua desa lagi yang juga terkena abrasi.
Kedua desa itu, yakni Desa Pantai Bakti dan Desa Pantai Bahagia. Jika musim air laut pasang, ketinggian ombak bisa mencapai satu hingga dua meter dengan radius jauh berkisar 300 meter.
Warga Desa Pantai Mekar, Sungkana, mengatakan, kemungkinan besar bila angin barat yang dipredikasi datang 2014 hingga 2015 nanti, semua rumah warga terutama yang tinggal di pinggir pantai akan habis terbawa ombak.
"Jika waktu itu tiba, masyarakat setempat bingung mau pindah kemana," jelasnya.
Apabila bantuan dari pemerintah untuk memasang dam atau tanggul penahan ombak tak kunjung terwujud, lanjutnya, warga sepakat untuk memperbaiki sendiri.
Menurutnya, pengajuan program guna pembangunan alat penahan ombak sudah diajukan ke pemerintah pusat selama belasan tahun lalu.
Dia berharap permasalahan tanggul ini dapat segera terselesaikan.
“Pemerintah pusat harus serius memikirkan wilayah ujung Kabupaten Bekasi ini. Selain karena infrastruktur jalan yang rusak, mayoritas penduduk yang tinggal di daerah tersebut selama ini hanya mengandalkan perahu sebagai alat tranportasi mereka,” jelasnya.