REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur Hidayat mengatakan kualitas TKI di mata negara penempatan dalam kurun 20 tahun terakhir sudah melampaui kualitas tenaga kerja dari Filipina.
Bahkan trennya sudah menggusur keberadaan pekerja Filina di pelbagai sektor. Jika sebelumnya Indonesia dikenal sebagai negara terbesar dalam penempatan TKI Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) kini dunia lebih mengenai Indonesia sebagai negara yang menempatkan TKI semi skill dan skill.
"TKI Kita paling bagus dibandingkan Filipina baik dari hard skill maupun soft skill-nya," ujar Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat dalam keterangan pers yang diterima Republika, Rabu (9/10).
Menurut Jumhur, keunggulan TKI ini tidak terlepas dari upaya BNP2TKI untuk terus meningkatkan penempatan TKI formal sekaligus pada saat bersamaam mengurangi penempatan TKI informal seperti PLRT.
Peningkatan itu didapat dari promosi gencar TKI formal ke mancanegara baik melalui roadshow, marketing intelligence dari perwakilan di luar negeri maupun dari employment business meeting BNP2TKI yang diadakan di luar negeri.
Dijelaskannya, keunggulan TKI ini bisa dilihat dari aspek hard skill seperti profesi mereka yang bekerja di sektor oil and gas, enggineering hingga chef.
Di negara Timur Tengah mereka yang bekerja di sektor oil anda gas digaji mulai dari 5 ribu -10 ribu dolar US. Dilihat dari aspek soft skill seperti ketekunan, etos kerja dan keramahan, pekerja kita lebih unggul dari Filipina.
Sedangkan kelemahannya TKI, lanjut Jumhur, hanya satu yaitu kemampuan bahasa Inggrisnya. Karena itu, BNP2TKI terus bekerjasama dengan center of excellence seperti dunia pendidikan dan asosiasi profesi untuk meningkatkan kualitas bahasa Inggris mereka.
"Biasanya, hanya belajar intensif secara 6 bulan TKI kita bisa mengembangkan kemampuan bahasa Inggrisnya dengan baik di luar negeri," kata dia.
Jumhur menambahkan, peningkatakan penempatan TKI formal ini juga terjadi pada bidang pekerjaan di kapal pesiar. Hampir 70-80 persen TKI sudah menguasai di sektor kapal pesiar.
Lebih lanjut Jumhur menyatakan BNP2TKI juga meningkatkan penempatan TKI formal melalui skema penematan government to government (G to G) ke Korea Selatan dan Jepang. Jepang dan Korea merupakan negara favorit bagi TKI kita disebabkan gajinya yang tinggi.
Para TKI di Korea di luar lembur mereka menerima gaji Rp10 juta sementara di Jepang untuk TKI perawat lansia bergaji Rp 13 juta dan untuk perawat bisa 17 juta-25 juta per bulan.
"Tahun ini ada permintaan peningkatan penempatan TKI korea dari 6000 orang menjadi hampir 10.000 orang atau hampir 50 persen," ujarnya.