Rabu 09 Oct 2013 01:45 WIB

Perusahaan Inggris Tertarik Investasi Air Bersih di Sumut

Air Bersih (ilustrasi)
Air Bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Perusahaan pengelolaan air asal Inggris, Biwater International Ltd berminat bekerja sama dengan perusahaan air minum di Sumut yakni PDAM Tirtanadi untuk mengelola air bersih hingga air limbah.

"Minat kerja sama terlihat dari pernyataan manajemen Biwater Interantional itu ke Pemerintah Provinsi Sumut setelah Sumut dibantu IIPC (Indonesia Investment Promotion Center) London melakukan promosi ke London pada 2012," kata Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Sumut, Purnama Dewi di Medan, Selasa (8/10).

Promosi investasi di sektor air itu dilakukan Pemprov Sumut melihat semakin dibutuhkannya air bersih untuk kepentingan masyarakat dan industri di tengah kemampuan pendanaan PDAM yang terbatas.

Untuk bisa menyediakan air bersih dengan kapasitas 5.000 liter per detik, PDAM membutuhkan investasi sekitar Rp 2,9 triliun dan itu memerlukan kerja sama dengan investor lokal, nasional maupun asing.

Purnama menegaskan di tengah terjadi kriris energi mulai lisitrik dan gas, Pemprov Sumut semakin berupaya keras menarik nvestasi di Sumut.

"Minat investasi Biwater yang ditunjukkan dengan pengirimkan letter of intent untuk melakukan survei pra studi kelayakan dengan biaya sepenuhnya ditanggung Biwater tentunya menggembirakan,"katanya.

Menurut Purnama, Biwater menyebutkan, perusahaan itu siap menanamkan modal di Sumut meliputi pembangunan instalasi pengolahan air, pemetaan kebocoran pipa, pengumpulan tarif dan sistim tagihan dan termasuk penanganan air limbah.

"Sebenarnya pada 15-23 Juli lalu Biwater International berencana mengunjungi Sumut untuk menindaklanjuti pembicaraan rencana investasi. Namun akibat persoalan hukum yang dihadapi direksi PDAM Tirtanadi, kunjungan tersebut terpaksa ditunda,"katanya.

Ia mengaku, hingga triwulan III tidak ada satupun perusahaan (PMA dan PMDN) yang berencana berinvestasi atau masuk dalam daftar persetujuan investasi di Sumut dampak terjadinya krisis energi di daerah itu.

Padahal 2012, daftar persetujuan, PMA dan PMDN masih ada meski diakui menurun dibanding 2011. Pada 2012 daftar persetujun investasi PMA sebesar 841,4 juta dolar AS dari 2011 yang 961 juta dolar AS, sedangkan PMDN pada 2012 sejumlah Rp2,8 triliun dari Rp4,triliun di 2011.

"Kalau tidak ada daftar persetujuan investasi atau rencana investasi tahun ini, tentunya pada 2014 tidak ada realisasi investasi. Padahal potensi bisnis di Sumut sangat besar dan investasi bisa mendorong perekonomian daerah dan bahkan nasional," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement