Senin 07 Oct 2013 21:25 WIB

MRT Dijamin Tak Akan Bernasib Seperti Monorel

Rep: Halimatus Sadiyah/ Red: Yudha Manggala P Putra
MRT DKI Jakarta (ilustrasi).
Foto: jakarta.go.id
MRT DKI Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami menjamin, proyek transportasi massal mass rapid transit (MRT) tidak akan bernasib sama seperti monorel, yang kontruksinya berhenti di tengah jalan dan dibiarkan mangkrak bertahun-tahun.

Sebab, menurut Dono, kendala utama yang biasa dialami sebuah proyek adalah pendanaan. Sementara di proyek MRT, kata dia, sudah tidak memiliki masalah tersebut.

"Yakin bisa (berjalan), karena kendala relatif tidak ada," ujar dia dalam jumpa pers di Hotel Pullman, Senin (7/10).

Menurut Dono, proyek MRT sendiri membutuhkan dana pembangunan 139 miliar yen atau setara dengan Rp 15 triliun. Dana tersebut, kata dia, telah diperoleh melalui pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) sebanyak 125,230 miliar yen, sementara sisanya berasal dari dana pendamping yang diberikan Pemprov Jakarta.

Sementara itu, mengenai tarif MRT sendiri, Dono mengaku belum mengetahuinya. Sebab, kata dia, sesuai dengan ketentuan, tarif baru akan ditetapkan oleh pemerintah minimal tiga bulan sebelum MRT beroperasi.

Saat ini, PT MRT sedang mempersiapkan tahap kontruksi yang peresmiannya akan dilakukan pada 10 Oktober mendatang. MRT tahap pertama akan dibangun sepanjang 16 kilometer dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI, yang terdiri dari tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement