REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan pihaknya akan mengumpulkan pelajar yang berpotensi nakal pada akhir Oktober ini. Menurut dia, hal itu dilakukan sebagai bentuk pencegahan agar tindakan kriminal yang melibatkan pelajar tidak terulang lagi. "Kita sedang rancang. Mudah-mudahan Oktober pekan ketiga atau keempat terlaksana," ujarnya ketika dihubungi ROL, Ahad (6/10).
Taufik mengatakan, pihak sekolah akan mengirimkan nama-nama siswa yang berpotensi nakal. Selanjutnya, kata dia, mereka akan diundang untuk diberikan pengarahan oleh Gubernur Joko Widodo, praktisi pendidikan, mantan pelaku tawuran yang taubat, serta korban tawuran. "Ini sebagai bentuk penjelasan pada anak-anak bahwa kelakuan seperti itu tidak ada untungnya, bahkan merugikan banyak orang," jelasnya.
Namun demikian, sambung dia, tentu tidak semua sekolah memiliki siswa yang berpotensi nakal. Karena, kata Taufik, banyak juga sekolah yang siswanya tidak pernah terlibat dalam aksi kekerasan. Dia menambahkan, jumlah siswa yang berpotensi nakal sebenarnya sangat sedikit, yaitu tidak sampai lima persen dari total siswa di tiap sekolah.
Seperti diketahui, seorang pelajar berinisial RD telah melakukan tindakan kriminal dengan menyiram air keras pada penumpang di bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu - Grogol, Jumat (4/10). Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 06.05 WIB di Jembatan Tongtek di Jalan Jatinegara Barat, Jatinegara, Jakarta Timur. Sebanyak 13 penumpang menjadi korban kebrutalan pelaku. Empat diantara korbannya merupakan pelajar juga.