Jumat 04 Oct 2013 18:12 WIB

Ledakan Granat tak Usik KTT APEC

Rep: Fitria Andayani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pekerja memasang baliho KTT APEC 2013 menjelang berlangsungnya kegiatan internasional itu di Nusa Dua, Bali, Senin (30/9). Kawasan Bali Tourism Develompent Corporation (BTDC) yang menjadi pusat kegiatan KTT APEC 2013 akan disteril dari kendaraan pribadi un
Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/Koz/Spt/13.
Pekerja memasang baliho KTT APEC 2013 menjelang berlangsungnya kegiatan internasional itu di Nusa Dua, Bali, Senin (30/9). Kawasan Bali Tourism Develompent Corporation (BTDC) yang menjadi pusat kegiatan KTT APEC 2013 akan disteril dari kendaraan pribadi un

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA – Di tengah perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pasific Economic Cooperation (APEC), sebuah ledakan terjadi di Tabanan, Bali. Dikabarkan seorang tewas dan seorang lainnya terluka akibat ledakan granat.

Salah satu polisi dari Polres Badung I Nyoman Suandi membenarkan adanya ledakan tersebut. Berdasarkan penuturannya, kedua korban berjenis kelamin pria. "Saya diberitahu ada yang Putus tangan," ujarnya, Jumat (4/10)

Meski demikian, dia belum tahu apakah ledakan tersebut bom atau hanya granat. Ada pula spekulasi yang mengungkapkan bahwa ledakan tertsebut berasal dari travo listrik di sekitar lokasi.

Namun dia memastikan, pengamanan di bali selama APEC sangat ketat dan berlapis. Lagipula ledakan tersebut terjadi di wilayah perbatasan dan sangat jauh dari lokasi pertemuan APEC hingga ratusan kilo. 

Meski ada kabar tentang ledakan tersebut, acara KTT APEC tetap berlangsung seperti biasa. Sejumlah panitia bahkan mengaku belum mendengar kabar tersebut.

"Saya belum dengar. Kalaupun benar, saya tidak khawatir dengan kabar itu. Pengamanan APEC sangat ketat. Sebelumnya juga tidak pernah ada ancaman-ancaman," ujar salah seorang panitia yang enggan disebutkan namanya.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa pun belum mendengat kabar tersebut. "Saya belum dengar dan belum mau berkomentar soal itu," ujarnya. Sementara Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Mahendra Siregar menyatakan, akan segera mencari tahu tentang kebenaran berita tersebut. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement