Rabu 02 Oct 2013 16:13 WIB

Oposisi Dukung Sutarman Jadi Kapolri

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
Sutarman
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Sutarman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fraksi Partai Gerindra mendukung pencalonan Kabareskrim Komjenpol Sutarman sebagai Kapolri. Gerindra percaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah melalui pertimbangan matang ketika memilih Sutarman sebagai calon tunggal kapolri. "Komjen Sutarman sosok yang menjabat Polri satu," kata anggota Komisi III DPR Fraksi Gerindra, Martin Hutabarat di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (2/10).

Sutarman dianggap memiliki rekam jejak panjang selama berkarier di kepolisian. Dia juga pernah menjadi ajudan Presiden Abdurrahman Wahid, Kapolda Jawa Barat, dan sekarang Kabareskrim Mabes Polri. "Gus Dur sendiri kita tahu sosok yang selalu berdiri seimbang antara golongan Muslim dan non-Muslim," ujarnya.

Martin percaya pengalamanmenjadi ajudan Gus Dur bakal membuat Sutarman berlaku seimbang saat menjadi kapolri. Sejauh ini pun dilihat tak ada resistensi di Komisi III dalam pencalonan tunggal sebagai Kapolri. Dia memperkirakan proses uji kelayakan dan kepatutan Sutarman akan berjalan lancar. "Kami di Komisi III sudah mengenal rekam jejaknya sejak menjadi Kapolda Jabar," katanya.

Martin berharap Sutarman bisa membangun kerja sama yang baik antara Polri dengan pimpinan lembaga negara lain terutama KPK. Dia juga meminta Sutarman menyelesaikan berbagai teror penembakan yang menimpa anggota Polri beberapa waktu terakhir.

Senada dengan Martin, anggota Komisi III Fraksi PDI Perjuangan Eva K Sundari menyatakan menghormati pilihan presiden menjadikan Sutarman sebagai calon tunggal kapolri. Menurutnya pencalonan tunggal Sutarman bisa menghindari kemungkinan terjadinya mekanisme voting dalam pemilihan Kapolri. "Jika calonnya banyak dan voting kan bahaya bagi kesolidan satuan bersenjata/Polri. Dukungan harus utuh," katanya.

Eva menilai, Sutarman cukup layak di rekomendasikan jadi calon kapolri. Menurutnya proses seleksi yang dilakukan Kompolnas merupakan terobosan karena dilakukan secara partisipatoris dan dan terbuka. "Ini kemajuan proses seleksi dibanding kapolri sebelumnya yang tertutup dan mengagetkan kita," ujarnya.

Ada sejumlah tantangan yang siap menghadang Sutarman jika berhasil menjadi kapolri. Misalnya membenahi internal agar maksimal menjaga keamanan masyarakat dari kejahatan seksual, terorisme, perdagangan manusia, dan premanisme. 

Kemudian, meningkatkan akuntabilitas internal lembaga Polri, reformasi kultur agar tidak korup, transparansi, profesional, dari meritokrasi sistem dalam kenaikan kepangkatan. "Khusus bagi PDIP, yang terpenting adalah bagaimana Pak Tarman dapat mengarahkan Polri agar berfungsi secara independen dan netral selama Pemilu 2014," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement