REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jawa Barat (Jabar) akan mendapatkan bantuan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dari Korea Selatan. Bantuan ini akan dimulai setelah kajian dari Korea Selatan Selesai.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jabar Supriyatno mengungkapkan, bantuan ini dilakukan karena kekeringan yang terjadi di Bandung Raya.
Menurut Supriyatno, Jabar hanya memproduksi air baku 4-5 kubik per detik. Nantinya, melalui SPAM bantuan dari Korea Selatan ini dapat meningkatkan produksi air menjadi 15 kubik per detik.
Bantuan ini juga akan bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Citarum agar dapat membuat sodetan bagi bendungan Cibatarua, Garut.
Sodetan ini nantinya akan dialirkan ke Waduk Santosa Kabupaten Bandung yang sedianya akan menampung kebutuhan air untuk SPAM Bandung Raya.
"Akan dibuat juga terowongan sepanjang 27 kilometer dari Sentosa dan Cibatarua Garut. Selama ini kan air hanya berasal dari Situ Cileunca dan Cisangkuy," kata dia.
Selain itu, sudah ada tenaga dari PSDA Jabar yang mendapatkan pelatihan ke Korea Selatan untuk mempermudah kerja sama yang akan dilakukan. Meski demikian, ia belum mengetahui berapa nilai Rupiah yang akan digelontorkan Korea Selatan untuk mengatasi masalah air di Jabar.
Sementara itu, untuk masalah pengelolaan air di kawasan Jawa Barat lainnya, Supriyatno mengungkap pihaknya sudah melakukan berbagai program seperti normalisasi situ, membuat batas-batas situ pemerintah dan mengoptimalkan situ.
Belum lama ini, kata dia, proyek normalisasi sungai dilakukan di Kota Cimahi dengan cara pengerukan menggunakan alat berat dan manual. Tim penertib juga diterjunkan untuk menertibkan bangunan di atas sungai. Dengan cara ini, bahaya banjir dapat dicegah.
Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan pipa sepanjang 30 meter yang dipasang secara gotong royong oleh masyarakat beserta aparat kecamatan di Kabupaten Bandung.
Pihaknya juga telah menyebar tenaga harian lepas sekitar 4 ribu yang tersebar di kabupaten dan kota di Jabar. Pegawai tidak tetap tersebut, jelas dia, akan diberi tunjangan sebesar Rp 1 juta dan akan naik sekitar Rp 250 di tahun ini.
"Kita telah menetapkan dua kinerja yakni kondisi irigasi dan jaringan dan juga intensitas tanam," kata dia.
Untuk kondisi jaringan irigasi, kata dia, kondisi di tahun 2012 sekitar 64,52 persennya dalam keadaan baik sementara sisanya ringan dan rusak berat. Sementara untuk intensitas tanam sebanyak 88 hektar sawah irigasi teknis dapat ditanam dua kali.
"Kita juga terus melakukan konservasi SDA, sistem infoermasi dan partisipasi masyarakat dalam mengendalikan kerusakan air," ungkap dia.