REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Ketua DPRD Kalimantan Selatan Nasib Alamsyah mengajak semua elemen masyarakat di provinsi itu untuk mewaspadai bahaya laten komunis, sebagaimana pernah dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada masa lalu melalui gerakan-gerakannya.
"Memang PKI telah tiada di persada nusantara kita, tapi tidak mustahil gerakan-gerakannya selalu ada yang bisa mengancam integritas bangsa Indonesia," kata Alamsyah yang juga purnawirawan TNI berpangkat kolonel infantri itu di Banjarmasin, Selasa (1/10).
Alumnus Akademi Militer Nasional pada 1973 atau seangkatan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu mengingatkan bahwa paham komunis tersebut tidak sesuai dengan kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
"Karena paham komunis (komunisme) tidak mengenal Tuhan. Sementara pandangan hidup bangsa Indonesia mengenal adanya Tuhan, sebagaimana dasar negara kita Pancasila," ujar Alamsyah.
Selain itu, kata mantan Komandan Korem Bone Sulawesi Seltan tersebut, komunisme mengandung teori konflik, yaitu "mengadu domba" sehingga menimbulkan perpecahan dan mengganggu integritas bangsa Indonesia.
Nasib yang mengaku "anak kolong" (prajurit TNI-AD yang tinggal di barak-barak) itu menyambut positif dengan tetap dilaksanakannya peringatan Hari Pancasila Sakti setiap 1 Oktober.
Sebab, katanya, dikhawatirkan generasi mendatang tak mengetahui sejarah yang berkaitan dengan Hari Pancasila Sakti tersebut, pascatragedi nasional yang hampir memporak-porandakan negara dan bangsa Indonesia pada 48 tahun silam.
"Ketika itu (48 tahun lalu) terjadi tragedi nasional yang didalangi PKI, untuk mengganti dasar negara Pancasila dengan komunisme," kata politikus senior Partai Golkar tersebut. Akan tetapi, katanya, peristiwa itu mampu di atasi oleh bangsa Indonesia.
"Namun berkat Tuhan Yang Maha Esa dan perjuangan bangsa Indonesia yang masih mencintai Pancasila, akhirnya Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI) dapat ditumpas," demikian ujar Alamsyah.