REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Institut Riset Indonesia (Insis) Mochtar W Oetomo mengatakan, berdasarkan survei yang dilakukan lembaganya Ruhut Sitompul dinilai sebagai anggota dewan yang paling ngotot dalam menyampaikan pendapat dengan presentase 8,22 persen, diikuti Bambang Soesatyo 3,27 persen, Eva Kusuma Sundari 12,52 persen, Fahri Hamzah 12,52 persen, Sutan Bhatoegana 12,42, Nurul Arifin 12,14 persen, Martin Hutabarat 11,86 persen, Ahmad Yani 1,77 persen, Syarifuddin Suding 1,49 persen.
Menurut Mochtar, kengototan anggota DPR ini cenderung dilihat sebagai hal yang negatif. Sebab karakter masyarakat Indonesia kurang suka dengan orang yang menyampaikan pendapat secara ngotot
"Responden menilai mereka ngotot bukan untuk rakyat. Namun ngotot, keras, apakah dalam konteks negatif atau positif seperti memperjuangkan keinginan rakyat, tetap saja dinilai pada konotasi negatif," kata Mochtar di Jakarta, Ahad, (29/9).
Eva Kusuma maupun Amien Rais kebanyakan memperjuangkan gagasan positif. "Namun masyarakat tetap tidak suka dengan cara penyampain gagasan yang ngotot," ujar Mochtar.
Gaya komunikasi Priyo Budi Santoso dan Jokowi, terang Mochtar, malah lebih disukai oleh masyarakat. Mereka tidak suka ngotot dan lebih sesuai dengan karakter masyakat Indonesia yang lebih paguyuban.
Priyo, ujar Mochtar, dalam berkomunikasi dinilai santun dan tidak berapi-api. Ini gaya bicara yang disukai masyarakat.