REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan setuju dengan kebijakan mobil murah asal murni dari industri dalam negeri atau mobil nasional.
"Saya dari awal dan 'on record' hitam di atas putih pada program yang saya canangkan setuju dengan mobil murah, asal itu murni industri dalam negeri," katanya di Semarang, Sabtu.
Hal itu diungkapkannya sebelum berbicara pada Pertemuan Regional Forum Rektor Indonesia (FRI) se-Jawa Tengah bertema "Kepemimpinan Indonesia Baru Menyongsong Era Asia" di Universitas Diponegoro Semarang.
Menurut dia, Indonesia sudah 68 tahun merdeka tetapi sampai saat ini tidak memiliki industri mobil sendiri sehingga sudah seharusnya mengembangkan industri mobil dalam negeri.
Akan tetapi, kalau mobil murah yang berasal dari produsen luar negeri, mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tersebut secara tegas menyatakan ketidaksetujuannya.
"Selain itu tadi (mobil murah dalam negeri), saya kurang setuju. Saya tidak setuju dengan mobil murah dari luar negeri. Karena apa nanti tambah macet, polusi. Uang kita terkuras lagi," kata Prabowo.
Sebelumnya, sejumlah kepala daerah juga menganggap kebijakan mobil murah ramah lingkungan itu bakal semakin menambah kemacetan, seperti diungkapkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Meski demikian, tak sedikit kalangan menganggap tak relevan kebijakan mobil murah ramah lingkungan dikaitkan kemacetan, sebab kebijakan itu lebih untuk menyiapkan menghadapi pasar bebas ASEAN pada 2015.
Menteri Perindustrian M.S Hidayat sebelumnya mengatakan rencana kementeriannya untuk mendorong pengembangan mobil murah (low cost green car/LCGC) itu sebagai langkah menghadapi pasar bebas ASEAN 2015.
"LCGC ini sebetulnya persiapan menuju pasar bebas ASEAN 2015. Pada saat itu, kita akan diserbu oleh produk yang sama yang dijual oleh Thailand, Malaysia, dengan bebas," katanya.