REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Gunung Marapi yang berada di antara Kabupaten Tanahdatar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada Rabu pagi terlihat mengeluarkan asap berwarna kelabu.
Dari lokasi kejadian di Bukittinggi, Rabu, asap disemburkan gunung yang memiliki tinggi 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu hanya berlangsung sebentar.
Setelah asap tersebut menghilang gunung terlihat mengeluarkan asap putih, kemudian gunung tidak lagi terlihat mengeluarkan asap karena tertutup kabut.
Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Warseno, sebelumnya mengatakan, aktivitas letusan Gunung Marapi masih tinggi.
Dari catatan PVMBG sampai tanggal 22 September 2013 sudah teramati 20 kali letusan. Saat ini status masih waspada level II.
Pada Minggu (22/9) yakni sekitar pukul 07.13 WIB dan pukul 09.15 WIB, gunung tersebut mengeluarkan asap berwarna kelabu tebal setinggi 400 meter dari puncak gunung.
Ia berharap masyarakat di sekitar gunung serta para pendaki untuk tidak mendaki pada radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Peningkatan aktivitas Gunung Marapi terjadi 3 Agustus 2011 dan sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang dengan ketinggian mencapai 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.
Salah satu gunung aktif di Sumbar itu terakhir kali meletus pada 2005. Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dari dalam maupun dari luar Sumbar.
Setiap pergantian tahun baru, gunung selalu ramai oleh pendaki. Akses pendakian Gunung Marapi mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Kotobaru, Tanahdatar. Kawasan Gunung Marapi merupakan area konservasi di Sumbar, yakni Suaka Alam Merapi.
Terhitung sejak akhir abad 18 hingga 2008 tercatat sudah 454 kali meletus, 50 di antaranya dalam skala besar. Saat dalam status siaga, Kota Bukittinggi merupakan salah satu daerah evakuasi.