REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN—Ribuan penumpang angkutan telantar akibat lalulintas di jalur utama Semarang- Solo/ Yogyakarta –di wilayah Kabupaten Semarang—lumpuh total pada Rabu (25/9) pagi.
Hal ini disebabkan adanya upaya pembongkaran jembatan penyeberangan orang (JPO) di depan Pasar Babadan, Ungaran, Kabupaten Semarang yang berada di jalur utama ini.
Pembongkaran dilakukan petugas Dinas Pekerjaan Umum setelah fasilitas penyeberangan ini nyaris roboh akibat tertabrak truk yang mengalami rem blong, pada Selasa (24/9) petang.
Imbas dari pembongkaran JPO ini arus lalulintas –dari arah Semarang menuju Bawen atau arah sebaliknya—di jalur utama ini macet. Celakanya, di lokasi ini minim jalur alternatif
Ratusan siswa yang tetap ingin berangkat ke sekolah, terpaksa harus berjalan kaki. Karena tidak ada transportasi yang mengangkut mereka hingga ke sekolah masing- masing.
Pun demikian dengan ratusan buruh pabrik yang semestinya sudah sampai di tempat kerja. “harusnya saya masuk pukul 07.00 WIB. Sudah hampir dua jam tak ada angkutan umum,” ungkap Mujiyati (34), salah seorang buruh yang telantar di kawasan batas Kota Ungaran.
Tak hanya para pekerja yang akan berangkat pagi, ratusan pekerja pabrik yang baru turun dari sift kerja malam juga telantar tidak dapat pulang ke rumah akibat lalulintas yang lumpuh total.
Titik Sihono (39), karyawan Batamtex mengaku sedianya akan pulang kea rah Bawen. Namun hapir dua jam menunggu juga tidak ada angkutan umum yang dapat membawanya pulang.
“Sejak keluar pabrik pukul 07.00 WIB sama sekali tidak ada angkutan umum yang beroperasi. Karena jalan utama ini macet total akibat pembongkaran jembatan penyeberangan,” tegasnya.
Kapolres Semarang, AKBP Augustinus Berlianto Pangaribuan mengatakan, upaya untuk memecah kemacetan dilakukan dengan mangalihkan arus lalulintas melalui jalan tol Ungaran- Bawen.
Namun jalan tol yang masih dalam proses penyelesaian ini hanya dapat dilalui oleh bermotor golongan I saja. “Sementara kendaraan besar seperti truk dan bus tetap melintas di jalur utama,” ujarnya.