Selasa 24 Sep 2013 20:00 WIB

Diperkirakan, 300 Lapak Pedagang Hewan Kurban di Kota Tangerang

Rep: Nurhamidah/ Red: Djibril Muhammad
Penyembelihan hewan kurban di Masjid At-Taqwa, Vila Regensi Tangerang II, Pasar Kemis, Tangerang, Sabtu (27/10).
Foto: ROL/Chairul Akhmad
Penyembelihan hewan kurban di Masjid At-Taqwa, Vila Regensi Tangerang II, Pasar Kemis, Tangerang, Sabtu (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dinas Pertanian (Disperta) Kota Tangerang menyatakan diperkirakan ada 300 lapak pedagang hewan kurban yang tersebar di kota tersebut. Disperta akan melakukan pemeriksaan kesehatan kepada hewan kurban dua minggu sebelum Hari Raya Idul Adha.

Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian Kota Tangerang, drh Ibnu Arifyanto mengatakan seperti tahun sebelumnya menjelang Idul Adha akan dilakukan pemeriksaan dan pendataan terhadap ternak kurban.

"Kita akan periksa dua minggu menjelang hari raya. Selain memeriksa, juga akan melihat dan mendata hewan kurban tersebut," katanya kepada Republika, di kantor Disperta Kota Tangerang, Selasa (24/9).

Menurut dia, kemungkinan pemeriksaan mulai dari 30 September sampai pada pertengahan Oktober. Disperta akan mengunjungi setiap lapak untuk memantau hewan ternak yang akan dijual.

Kriteria hewan ternak yang dijual harus sesuai yang telah ditentukan diantaranya dalam kondisi sehat dan memenuhi persyaratan untuk dikurbankan. Untuk Kota Tangerang diperkirakan aka nada 300 lapak pedagang hewan kurban yang tersebar di kota tersebut.

"Melihat tahun–tahun sebelumnya kurang lebih diperkirakan ada 300 lapak. Tapi jumlah tersebut bisa bertambah atau berkurang," ungkapnya.

Keberadaan lapak tergantung adanya lahan yang disewakan untuk menjual hewan kurban. Dari 300 lapak tersebut terdiri dari campuran baik kambing, domba maupun sapi. Dalam pemilihan lapak itu tergantung kesepakatan penjual sama pemilik lahan.

Artinya pedagang bisa langsung menyewa kepada pemilik tanah atau izin ke kelurahan atau kecamatan setempat.

Ibnu memaparkan dari Disperta hanya menghimbau agar para pedagang tidak berjualan di lokasi atau jalur hijau. Serta pedagang dihimbau saat membuat lapak harus memperhatikan kesejahteraan hewan yaitu dengan menyediakan tempat yang layak.

Di antaranya lapak tersebut harus ada penutup agar ternak tidak kepanasan atau stress yang bisa menurunkan kualitas hewan ternak. Seperti halnya penurunan bobot badan, kesehatan tubuhnya, serta kebutuhan pakannya.

"Di Kota Tangerang yang dominan biasanya kambing paling banyak, baru setelah itu domba atau sapi," tuturnya.

Untuk pedagang hewan kurban biasanya ada yang berasal dari peternak di kota tersebut maupun pedagang musiman. Dia menambahkan kemungkinan jumlah lapak hewan kurban saat ini akan berkurang karena keterbatasan lahan. Sejumlah lahan yang biasanya digunakan untuk lapak ada yang sudah berubah menjadi bangunan.

Disperta sejauh ini hanya akan memantau tentang kesehatan dan kesejahteraan hewan kurban. Namun untuk masalah penentuan harga hewan kurban bukan menjadi kewenangannya.

Harga biasanya ditentukan pasar artinya bisa lebih tinggi atau rendah. Hanya saja dalam penentuan harga ternak diharapkan sesuai dengan kondisi hewannya.

Menurutnya jangan sampai hewan kurban kualitasnya rendah tetapi harganya tetap tinggi. Dia berharap masyarakat bisa memilih ternak yang sehat dan dengan harga yang tepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement