REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Aktivitas letusan Gunung Marapi yang berada antara Kabupaten Tanahdatar dan Kabupaten Agam, Sumbar masih tinggi, kata Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Warseno.
"Dari catatan kami sampai tanggal 22 September 2013 sudah teramati 20 kali letusan sehingga statusnya masih waspada level II," kata Warseno kepada wartawan di Bukittinggi, Ahad (23/9).
Dia menyebutkan, sudah terjadi sebanyak dua kali letusan pada Ahad (22/9) yakni pada pukul 07.13 WIB dan pukul 09.15 WIB.
"Letusan yang terjadi pada gunung tersebut mengeluarkan asap berwarna kelabu tebal setinggi 400 meter dari puncak gunung," kata dia.
Ia berharap masyarakat di sekitar gunung serta para pendaki untuk tidak mendaki pada radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Peningkatan aktivitas Gunung Marapi terjadi 3 Agustus 2011 dan sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang dengan ketinggian mencapai 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.
Salah satu gunung aktif di Sumbar itu terakhir kali meletus pada 2005. Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dari dalam maupun dari luar Sumbar.
Setiap pergantian tahun baru, gunung selalu ramai oleh pendaki. Akses pendakian Gunung Marapi mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Kotobaru, Tanahdatar. Kawasan Gunung Marapi merupakan area konservasi di Sumbar, yakni Suaka Alam Merapi.
Seperti dikutip dari Antara, terhitung sejak akhir abad 18 hingga 2008 Marapi tercatat sudah 454 kali meletus, 50 di antaranya dalam skala besar. Saat dalam status siaga, Kota Bukittinggi merupakan salah satu daerah evakuasi.