Sabtu 21 Sep 2013 10:31 WIB

Kontras Desak Penyelidikan Kasus Penyerangan Ponpes

Ponpes Darul Solihin, Jember, Jawa Timur
Foto: nahimunkar.com
Ponpes Darul Solihin, Jember, Jawa Timur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mendesak dilakukannya penyelidikan komprehensif terhadap kasus penyerangan Ponpes Darul Sholihin di Jember, Jawa Timur, yang menewaskan Eko.

"Kontras mendesak Polda Jawa Timur melakukan penyidikan secara komprehensif dalam kasus penyerangan Pondok Pesantren Darul Solihin, yakni penyidikan yang tidak hanya terkait dengan kematian Eko, tetapi juga penyidikan terkait dengan penyerangan Pondok Pesantren Darul Solihin," kata Koordinator Badan Pekerja Kontras Haris Azhar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, kemarin.

Menurut Haris, penyerangan diduga berkaitan dengan tuduhan penyebaran ajaran Syiah di Pondok Pesantren Darul Solihin meski pihak Ponpes menyatakan bahwa yang diajarkan adalah ilmu Tasawuf dan praktik ilmu pengobatan yang dikenal manjur.

Berdasarkan informasi Kontras, tuduhan terhadap pesantren Darul Sholihin dipicu oleh persaingan dan kecemburuan sosial atas kesuksesan pondok pesantren Darul Sholihin dalam membangun pembangunan pesantrennya. "Hal ini dibuktikan, dengan hanya dalam waktu 20 tahun sejak 1984, pesantren maju pesat, bangunannya megah dan tersedianya fasilitas pendidikan formal dari mulai PAUD, SD, SMP, hingga SMA," katanya.

Ia berpendapat bahwa tuduhan dan kecemburuan sosial tersebut berlanjut dengan tindakan pelarangan dan penyerangan terhadap kegiatan karnaval dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Koordinator Kontras memaparkan, penyerangan dilakukan sekitar 20 orang yang sempat mengancam melakukan pembakaran. Tindakan penyerangan tersebut membuat para santri dan jemaah yang baru saja melakukan karnaval menjadi emosi.

Ia mengemukakan bahwa idealnya kepolisian dapat melakukan tindakan pencegahan penyerangan agar potensi kekerasan tidak meluas dan berkelanjutan.

"Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan perlindungan serta jaminan keamanan maksimal terhadap masyarakat yang berpotensi mendapatkan gangguan keamanan dan/atau menjadi target kekerasan, dan melakukan penegakan hukum secara adil," katanya.

Untuk itu, Kontras juga mendesak antara lain agar Polda Jawa Timur memberikan jaminan perlindungan keamanan secara maksimal kepada Pondok Pesantren Darul Solihin yang selama ini menjadi target kekerasan kelompok tertentu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement