Rabu 18 Sep 2013 10:13 WIB

Gunung Sinabung Meletus, Harga Sayuran Naik

  Seorang wanita dan putrinya meninggalkan rumah mereka saat Gunung Sinabung meletus di Karo, Sumatera Utara, Selasa, 17/9).  (AP/Binsar Bakkara)
Seorang wanita dan putrinya meninggalkan rumah mereka saat Gunung Sinabung meletus di Karo, Sumatera Utara, Selasa, 17/9). (AP/Binsar Bakkara)

REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAT -- Pascameletusnya Gunung Sinabung di Tanah Karo, harga sayuran yang diperdagangkan di pasar tradisional Stabat Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mengalami kenaikan.

"Harga sayuran di pasar tradisional Stabat naik," kata salah seorang pedagang sayuran di pasar tradisional Stabat Butet Harahap di Stabat, Rabu (18/9).

Kenaikan yang terjadi mencapai 30 persen, khususnya sayuran yang berasal dari Tanah Karo, karena pasokannya yang terus berkurang sejak tiga hari belakangan ini. "Pedagang di sini banyak menggantungkan pasokan sayur dari Tanah Karo," katanya.

Pasokan sayur itu seperti cabai merah, cabai hijau, cabai rawit, kol, buncis, kentang, wortel, selada. Butet menjelaskan harga cabai merah sebelumnya Rp 22 ribu per kg, kini menjadi Rp 27 ribu/kg.

Begitu juga dengan harga cabai hijau mengalami kenaikan karena pasokan yang terus berkurang dari sebelumnya Rp 21 ribu kini naik menjadi Rp 25 ribu/kg, katanya. Harga kentang juga naik dari Rp 8 ribu menjadi Rp 11 ribu/kg, wortel dari Rp 5 ribu kini Rp 7 ribu/kg, katanya. Sedangkan harga kol naik dari Rp 2 ribu menjadi Rp 3 ribu/kg dan harga tomat naik semula Rp 5 ribu menjadi Rp 7 ribu/kg.

Kemudian harga sayuran lainnya juga naik, seperti sawi dari Rp 8 ribu menjadi Rp 10 ribu/kg, dan selada dari Rp 10 ribu menjadi Rp 13 ribu/kg. Kenaikan harga itu mempengaruhi minat pembeli, yakni banyak dagangan yang tidak terjual dan terpaksa dipasarkan keesokan harinya, katanya.

Butet tidak bisa memperkirakan sampai kapan hal itu berlangsung, namun berharap petani sayuran Tanah Karo bisa secepatnya pulih dari erupsi abu vulkanik Gunung Sinabung, sehingga pasokan sayur dapat segera teratasi untuk kebutuhan konsumen di Langkat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement