Selasa 17 Sep 2013 23:44 WIB

Tayangan Konvensi Menuai Kritik, Ini Jawaban Ketua Harian

Rep: Esthi Maharani/ Red: Dewi Mardiani
Syarif Hasan
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Syarif Hasan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Tayangan pengenalan peserta konvensi calon presiden (capres) dari Partai Demokrat di TVRI menuai kritik. Dikabarkan, penanyangan tersebut atas perintah istana karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak jadi datang dan memutuskan untuk menonton lewat TVRI.

Menanggapi hal ini, Ketua Harian Syarif Hasan mengatakan tidak ada instruksi apapun terkait penayangan konvensi PD di TVRI. “Tidak ada instruksi apapun. Itu keliru. Saya katakan salah. Tidak ada instruksi apapun dari PD. Tidak ada intervensi. Dari Komite Konvensi pun tidak ada intervensi. Saya berikan garansi,” katanya saat ditemui di kompleks istana kepresidenan, Selasa (17/9) sore.

Ia mengatakan penayangan konvensi di TVRI murni inisiatif TVRI sendiri. Menurutnya, PD tidak pernah terpikir untuk menyiarkan secara langsung. Sebab, lanjut dia, jika hal tersebut dilakukan karena perintah PD hampir bisa dipastikan akan menimbulkan masalah baru. “Karena kami tahu bahwa meski itu dilakukan atas kemauan mereka sendiri, kami akan jadi sasaran lagi. Kami tidak inginkan itu,” katanya.

Syarif pun menegaskan siap dipertemukan dengan Direktur Utama TVRI dan dikonfrontasi mengenai persoalan tersebut. Sebab, untuk menggelar perhelatan akbar partai akhir pekan lalu, hampir semua instruksi datang darinya. “Tidak ada instruksi dari istana karena semua instruksi itu dari saya. Saya siap dikontrontasi,” katanya.

Sementara ketidakhadiran Ketua Umum PD, Susilo Bambang Yudhoyono dalam pengenalan peserta capres konvensi disebabkan SBY baru pulang dari kunjungan keluar kota. Selain itu, ketidakhadiran SBY dianggap bisa memberikan kebebasan bagi para calon presiden konvensi untuk berimprovisasi.

“Karena bagiamana pun beliau kan presiden, mungkin dikhawatirkan akan sungkan. Tidak bebas mereka. Oleh karena itu, diberikan kebebasan sehingga lebih bagus jika tidak hadir,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement