Selasa 17 Sep 2013 23:08 WIB

68 Tahun Merdeka, Warga Pedalaman Kutai Timur Belum Dialiri Listrik

Menanti cahaya listrik
Foto: bwa
Menanti cahaya listrik

REPUBLIKA.CO.ID, SANGATTA--Indonesia boleh berusia lebih dari setengah abad, tapi itu tak menjamin setiap warga mendapat akses merata dalam aliran listrik negara. Warga Desa Mekar Baru Kecamatan Busang serta warga sejumlah desa lainnya di wilayah pedalaman Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur berharap ada  bantuan listrik dari pemerintah setempat.

Camat Busang Darius Jiu, Selasa ( mengatakan, hingga saat ini warga Desa Mekar Baru dan desa lainnya di pedalaman belum menikmati listrik, sehingga mengharapkan pemerintah setempat untuk menyediakan layanan listrik berpa "solar cell" (tenaga matahari) meski hanya untuk penerangan pada malam hari.

"Sudah ada warga yang menggunakan listrik 'solar cell', tapi masih lebih banyak yang tidak menikmati listrik," kata Camat Busang Darius Jiu.

Selama ini, kata Darius, rata-rata warga masih menggunakan genset pribadi yang hanya dinikmati mulai pukul 18.00 wita dan padam pada pukul 24.00 wita. Ada juga sebagian warga yang mampu gensetnya menyala hingga pagi. Hanya saja biayanya cukup besar juga.

Oleh karena itulah, kalau ada bantuan solar cell dari Pemkab Kutai Timur melalui Dinas Pertambangan, bisa membantu warga yang benar-benar belum merasakan listrik selama bertahun-tahun.

Lagi pula, menurut Camat, kalau ada bantuan "solar cell", ada keringanan warga karena tidak membayar, hanya merawat saja dan bisa tahan hingga 4-5 tahun, walaupun hanya penerangan saja.

"Kalau menunggu masuknya listrik PLN mungkin butuh waktu lama, sedangkan kalau solar cell (tenaga matahari) bisa langsung dinikmati, walaupun hanya penerang saat malam hari," ujarnya.

Tak hanyaDesa Mekar Baru yang masih banyak belum merasakan aliran listrik, juga masyarakat di desa lain seperti di Desa Long Nyelong, Long Pejeng dan lainnya.

Gunakan Alokasi Dana Desa

Camat Batu Ampar, Darmansyah mengatakan bahkan masih banyak juga warganya di beberapa desa yang hingga sekarang belum menikmati listrik maupun genset.

Menurut Darmansyah, untuk mengatasi masalah listrik masyarakat, dirinya menyarankan kepada masing-masing kepala desa (kades) agar memasukkan ke dalam usulan/program menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD) setiap tahunnya.

"Tahun 2013 ini kami mulai menggunakan dana ADD membeli 20 unit solar cell dengan harga Rp2,5 juta per unitnya atau sebesar Rp50 juta," katanya. Kalau satu unit harganya Rp2,5 juta per setnya maka total 20 unit itu harganya sebesar Rp50 juta sudah termasuk perangkat baterei dan kabelnya.

"Tahun ini juga akan kami bagikan secara gratis kepada 20 KK warga Desa Mugi Rahayu, dan kemudian tahun depan kami akan programkan lagi, sehingga masyarakat yang terpencil sekalipun nantinya bisa merasakan dan menikmati listrik dari tenaga matahari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement