Selasa 17 Sep 2013 21:19 WIB

Elektabilitas Ical Mengkhawatirkan

Rep: Ira Sasmita/ Red: Mansyur Faqih
Aburizal Bakrie dan Akbar Tandjung
Aburizal Bakrie dan Akbar Tandjung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Akbar Taanjung menjelaskan, elektabilitas mau tidak mau menjadi tolak ukur, apakah pencapresan Aburizal Bakrie (Ical) akan tetap diteruskan. Sebab, Golkar harus realistis dengan hasil jajak pendapat yang menunjukkan elektabilitas tokoh potensial capres.

Apalagi dengan kehadiran Gubernur DKI Joko Widodo dalam bursa pencapresan. Elektabilitas Ical yang belum mengalami kenaikan signifikan tentu saja menjadi kekhawatiran partai.

"Kami semua mencermati elektabilitas Ical, memang masih ada waktu sebelum 2014. Tetapi tentu DPP, termasuk saya berharap tidak ada pengubahan. Namun kalau tidak ada peningkatan tentu ada pandangan-pandangan yang harus dipertimbangkan," ujar pria kelahiran Meda, Sumatra Utara itu, Selasa (17/9).

Selama ini, menurut dia, Partai Golkar berasumsi hasil pemilu legislatif bisa meningkat dibanding pemilu 2009. Dengan begitu, jika UU Pilpres batal direvisi, Golkar bisa mengajukan pasangan capres sendiri. Namun, dinamika politik saat ini sangat tinggi.

Kekuatan partai baru seperti Gerindra, dan partai Islam juga tidak bisa diremehkan. Apa lagi kekuatan partai besar lainnya yang punya ideologi hampir mirip dengan Golkar. Migrasi suara antarpartai nasionalis sangat mungkin terjadi.

"Enggak bisa lagi pakai istilah take it for granted seperti pemilu 2009 lalu, terlalu yakin akan peroleh suara tinggi ternyata hasilnya mengecewakan," ucap Akbar.

Jika DPP tidak segera meningkatkan persiapan peningkatan elektabilitas Ical, Akbar khawatir hasil pemilu 2009 akan terulang. Karenanya, momen rapimnas Oktober 2013 nanti dinilai sebagai kesempatan untuk kembali merapatkan kekuatan partai. Bagaimana membangun soliditas dari atas hingga akar rumput. Serta bagaimana DPP bisa menyerap dan menjawab aspirasi dari kader-kader daerah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement