Jumat 13 Sep 2013 18:22 WIB

Balita di Tasikmalaya Biasa Makan Kapur Cat Dinding

Cat Dinding
Foto: istimewa
Cat Dinding

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Yulianita, balita balita perempuan berusia dua tahun tiga bulan, warga Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, sehari-hari biasa makan kapur cat dinding dari bambu bilik rumah.

"Kebiasaan anak saya ini sejak usia sepuluh bulan saat bisa jalan sendiri, terus suka ngambil kapur yang ada di bilik rumah kemudian dimakan," kata ibu kandung Yulianita, Ny Atin (24) di rumahnya Kampung Pondokwaru, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Tasikmalaya, Jumat (13/9).

Ia menuturkan, kebiasaan anaknya baru diketahui saat mulai bisa berjalan kemudian dengan sendirinya mencari serpihan kapur dinding rumah yang terkelupas. Serpihan kapur tersebut oleh anaknya dimakan sendiri, hingga kebiasaan tersebut terus terjadi hingga sekarang berusia dua tahun tiga bulan.

"Kalau dilarang jangan makan kapur, anak saya marah-marah, akhirnya kebisaan makan kapur terus dilakukan anak saya sampai sekarang," kata istri dari suami yang berprofesi sebagai buruh serabutan itu.

Sejak mengetahui kebiasaan makan kapur itu, Atin mengaku belum pernah membawa anaknya ke Puskesmas atau ke dokter untuk memeriksakan kondisi kesehatannya. Meskipun, kata Atin, sempat khawatir kesehatan anaknya terganggu atau akan berdampak buruk pada kesehatannya ketika sudah besar nanti.

"Belum pernah diperiksa ke dokter, karena anak saya juga tidak apa-apa, sehat-sehat saja," kata Atin yang sehari-harinya tinggal di rumah mengurus anak.

Ia mengungkapkan, kebiasaan anaknya itu tidak mengganggu pada kebiasaan lain seperti minum dan makan berbagai jenis makanan yang sering dikonsumsi anak seusianya. Bahkan, menurut Atin, porsi makan anaknya itu cukup banyak dan berat badannya normal sama seperti anak seusia pada umumnya seberat 10,9 kg.

"Makan nasi biasa banyak, suka makan bakso juga dan makan-makanan lainnya, berat badannya juga tidak kecil 10 kilo lebih," katanya.

Sementara itu aktivitas sehari-hari balita tersebut bermain bersama anak tetangga dan saudara-saudaranya sambil sesekali mengambil serpihan kapur yang menempel di dinding bilik rumah sendiri atau rumah tetangganya. Sejumlah warga sekitar termasuk orang tuanya sudah mengganggap perilaku biasa melihat kebiasaan anak tersebut mengambil dan memakan serpihan kapur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement