Jumat 13 Sep 2013 16:53 WIB

Polisi Dalami Waktu Hilangnya Artefak

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Dewi Mardiani
Sejumlah petugas labfor polri keluar ruangan usai melakukan olah TKP di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (12/9).
Foto: Antara
Sejumlah petugas labfor polri keluar ruangan usai melakukan olah TKP di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (12/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak kepolisian masih mendalami waktu kejadian pastinya terkait hilangnya empat artefak yang bernilai sejarah di Museum Nasional atau dikenal dengan Museum Gajah. Diketahui, empat artefak itu dilaporkan hilang pada Rabu (11/9) lalu.

Namun pihak kepolisian tidak ingin begitu saja percaya hilangnya di hari tersebut. ''Kita belum bisa memastikan kapan hilangnya, bisa saja hilangnya di hari lain tapi baru ketahuan di hari saksi melaporkan,'' kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, Jumat (13/9).

Rikwanto melanjutkan, jika artefak tersebut diketahui hilang sebelum hari dilaporkannya, pertanyaanya kenapa tidak ada yang mengetahui dari pihak keamanan museum. Pendalaman terus dilakukan mengenai prosedur penjagaan, seperti dilaporkan ada sekuriti yang sempat meninggalkan pos jaganya sebelum dilaporkan hilangnya artefak tersebut.

Selain itu, menurut Rikwanto, pelaku yang mencuri artefak tersebut tentu sudah tahu kemana akan menjualnya. Sulit dipercaya jika akan dijual ke toko pinggir jalan. Mungkin pedagang akan takut terlebih dahulu karena yang akan dijualnya adalah barang yang dilindungi negara.

Rikwanto mengatakan, kemungkinan terbesar adalah sudah ada penyalur berikut penampungnya seperti kolektor barang antik. ''Tidak bisa dinilai dengan berat gramnya, karena nilai sejarahnya yang luar biasa, pelaku sudah tahu menyalurkannya ke siapa, seperti kolektor,'' kata dia.

Diketahui, empat artefak kuno peninggalan Mataram Kuno yang berusia sekitar 1.000 tahun hilang di Museum Gajah. Empat Artefak itu ialah lempengan Naga Mendekam, Bulan Sabit Beraksara, Wadah Bertutup Cepuk, dan Harihara serta semuanya dilapisi emas

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement