Ahad 08 Sep 2013 16:21 WIB

Arus Bawah PDIP Dukung Jokowi Jadi Capres 2014

Rep: M Akbar Widjaya/ Red: Heri Ruslan
Joko Widodo (Jokowi)
Foto: Wihdan/Republika
Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Suara dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi calon presiden (capres) PDI Perjuangan terus menguat.

Sejumlah pengurus DPD dan DPC PDI Perjuangan mengungkapkan Jokowi merupakan salah satu kata kunci kemenangan PDI Perjuangan di Pemilu 2014.

"Rakyat menghendaki Jokowi. Kalau PDIP Capreskan Jokowi saya Jamin Provinsi Aceh mendapat 10 persen suara," kata Ketua DPD Aceh, Karimun Usman kepada Republika usai penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-III PDI Perjuangan di Ancol, Jakarta, Ahad (8/9).

Karimun mengatakan dalam rakernas ke-III kali ini DPD Aceh masuk dalam grup satu. Grup ini terdiri dari perwakilan DPD Aceh, DPD Sumatera Utara, DPD Riau, dan DPD Sumatera Selatan. Dari hasil rapat internal grup satu, Karimun menyatakan seluruh perwakilan grup satu sepakat mengusung nama Jokowi sebagai capres.

"Itu merupakan aspirasi," ujar Karimun.

Bagi masyarakat Aceh sosok Jokowi menempati posisi yang istimewa. Karimun menyatakan bagi masyarakat Aceh Jokowi sudah menjadi bagian dari hidup mereka. Hal ini lantaran jauh sebelum terjun ke dunia politi, Jokowi pernah merintis usaha di salah satu kabupaten Aceh bernama Takengon.

"Begitu Jokowi muncul di publik rakyat Aceh baru ngeh (sadar). Rakyat menghendaki ini (Jokowi)," katanya.

Karimun mengatakan partai tidak perlu terlalu khawatir terhadap serangan politik yang mungkin dialamatkan ke Jokowi jika maju menjadi capres sebelum menyelesaikan tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hal ini karena menurutnya rakyat sudah semakin cerdas dalam melihat persoalan. "Kalau rakyat yang berkehendak mau bagaimana?" ujarnya.

Kendati begitu, Karimun sadar penetapan capres PDI Perjuangan merupakan hak prerogatif Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri. Dia meminta pernyataannya ini ditafsirkan sebagai bentuk penelikungan terhadap wewenang yang dimiliki Megawati.

"Semua terserah pada ketum. Karena ketum pemegang mandat penentu (capres)," katanya.

Tak cuma DPD Aceh, dukungan terhadap Jokowi untuk maju sebagai capres juga datang dari kader PDI Perjuangan Manado. Ketua DPC PDI Perjuangan Manado, Richard Sualang mengatakan saat ini popularitas Jokowi di Manado sudah masuk sampai ke tingkat desa.

"Apalagi di Kota Manado. Saya kira dari segi popularitas Jokowi sangat cair," ujar Richard.

Richard berharap Megawati selaku pemegang mandat tinggi partai dalam menetapkan capres bisa memperhatikan aspirasi yang disampaikan kader-kader bawah. Dia percaya penetapan segera Jokowi sebagai capres akan membantu partai memenuhi target suara yang sudah ditetapkan dalam rakernas.

"Kalau Jokowi dideklarasikan sebelum pileg, kami optimis target 27,02 persen suara akan tercapai," katanya.

Keputusan Megawati yang tidak mau terburu-buru mengumumkan nama capres PDI Perjuangan, dinilai Richard sudah tepat. Keputusan itu menurutnya bisa memberi manfaat kepada seluruh kader agar lebih berkonsentrasi terhadap pemenangan Pemilu Legislatif 2014.

"Meskipun ada suasana batin dari pengurus daerah agar mendengar nama capres PDIP, tapi Itu adalah tipikal Ibu Mega supaya kader konsentrasi ke pileg," ujarnya.

Sementara itu kader DPC PDI Perjuangan Kota Sorong, Papua menyerahkan sepenuhnya penetapan capres kepada Megawati. DPC Sorong percaya Megawati sebagai ketua umum akan terus memperhatikan proses regenerasi kepemimpinan kader secara tepat dan seksama.

"Ketua umum akan melihat kaderisasi kepemimpinan," kata Ketua DPC Kota Sorong, Apner Reinal Jitmau.

Apner mengakui saat ini popularitas Jokowi sudah sampai ke kotanya. Namun begitu dia berharap seluruh kader tetap menghormati Megawati sebagai pemegang mandat tertinggi partai dalam menetapkan capres. "Kami menyerahkan keputusan kepada Ibu Mega," ujarnya.

Ketua DPP PDI Perjuangan, Maruarar Sirait menilai ragam aspirasi yang muncul dari kader daerah soal penetapan capres mencerminkan proses pematangan demokrasi di internal partai. Menurutnya aspirasi itu akan menjadi bahan masukan bagi Megawati dalam mengambil keputusan.

"Kami membuktikan bahwa partai ini demokratis dalam merumuskan proses politik," kata Maruarar.

Ketua Umum Taruna Merah Putih ini percaya pengalaman panjang Megawati di dunia politik akan mampu menghasilkan keputusan capres yang tepat dalam momentum pas. Dia percaya keputusan yang akan dibuat Megawati akan mampu membuat PDI Perjuangan berhenti sebagai partai oposisi dan merebut kekusaan secara konstitusional.

"Hari ini kita mendengar suara daerah. Kita berharap ada keputusan tepat yang tidak hanya menjadi keputusan elite," ujar Maruarar.

Sementara itu hasil Rakernas ke-III PDI Perjuangan sendiri tidak menghasilkan rekomendasi yang gamblang soal siapa capres PDI Perjuangan mendatang. Rakernas hanya merekomendasikan sejumlah kriteria capres PDI Perjuangan.

"Kepemimpinan nasional yang dipersiapkan PDI Perjuangan merupakan kepemimpinan transformatif yang mampu menghadapi tantangan politik, ekonomi, dan sosial yang tidak ringan," kata Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani.

Sinyal untuk Jokowi

Sebelumnya, Board of Advisor CSIS, Jeffrie Geovanie menilai kepercayaan yang diberikan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri kepada Joko Widodo alias Jokowi untuk membacakan “Dedication of Life“ Bung Karno pada acara Rapimnas adalah sinyal politik.

"Ini adalah sinyal politik Megawati buat khalayak nasional, yang tidak sabar menunggu kepastian buat pencapresan Jokowi," ujar Jeffrie kepada ROL, Sabtu (7/9).

Menurut dia, belum tepat waktunya Megawati mengumumkan pencapresan Jokowi.

"Sinyal politik sudah cukup pada rapimnas tahun ini, pengumuman yang tepat adalah awal Februari 2014 yang akan datang. Biarkan rasa penasaran khalayak menjadi semakin besar dan itu sangat menguntungkan buat PDIP," cetusnya.

Ia memperkirakan akan banyak tokoh yang kasak-kusuk mendekati Jokowi untuk menawarkan diri menjadi cawapres.

"Biarkan juga kita nikmati kasak kusuk tokoh-tokoh, yang berusaha mendekati Jokowi dan berharap akan dipilih oleh Megawati sebagai wakilnya Jokowi," paparnya.

Jeffrie menyakini 2014 adalah tahun berjayanya kembali PDIP,  baik di pemilu legislatif maupun memenangkan pemilihan Presiden RI.

"Siklus 10 tahun buat PDIP, 10 tahun yang panjang dan tetap konsisten sebagai oposisi membuahkan dwi kemenangan yg spektakuler," kata Jeffrie.

Fenomena ini, tutur dia, menjadi pelajaran berharga buat partai-partai pragmatis yang lebih suka jadi bagian dari pemerintahan dengan tukar menukar 2-3 kursi menteri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement