REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era 90-an, produksi kedelai Indonesia sangat tinggi hingga mencapai 1,8 juta ton. Karena lahan kedelai terus berkurang, saat ini produksinya hanya 850 ribu ton pertahun.
Akibatnya, produksi kedelai lokal hanya bisa memenuhi 30 persen kebutuhan kedelai nasional yang mencapai 2,5 juta ton pertahun.
Untuk menggenjot produksi kedelai, Direktur Budidaya Kacang dan Umbi Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Maman Suherman mengungkapkan, tahun ini sedang melaksanakan program pencetakan lahan baru 210 ribu haktare. Sudah terealisasi, sekitar 60 ribu haktare.
''Targetnya, pada 2014 kami bisa mencetak lahan baru untuk kedelai 350 ribu haktare,'' ujar Maman ditemui di Diskusi tentang kedelai bertema 'Lunglai karena Kedelai', Sabtu (7/9).
Menurut Maman, kalau target pencetakan lahan baru itu tercapai, maka target tanam pada 2014 menjadi 1,6 juta ha. Produksi kedelainya, bisa mencapaiv2,7 juta ton. Pencetakan lahan kedelai baru tersebut, di antaranya dilakukan di Sumatra, Jambi, NTB, dan lain-lain.
Selain mencetak lahan baru, kata dia, untuk memenuhi kebutuhan kedelai nasional, Kementan pun mencoba meningkatkan produksi kedelai di petani. Yakni, dari 1,5 ton perhaktare setiap panen menjadi 1,8 ton perhektare.
Maman optimistis, program pencetakan lahan kedelai baru ini bisa terealisasi. Karena, potensi, dari sisi produksinya ada. Yaitu, tanah yang tidak bisa ditanami padi karena kekurangan air bisa ditanami kedelai.