REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Musim kemarau yang berlangsung sejak sekitar sebulan terakhir ini mulai dirasakan dampaknya oleh warga yang tinggal di daerah-daerah langganan kekeringan. Warga di Kabupaten Cilacap, sekitar pesisir pantai selatan, mulai menglami kesulitan air bersih.
''Di sekitar tempat tinggal mereka, sebenarnya air cukup melimpah. Namun, pada musim kemarau seperti sekarang, airnya menjadi terasa payau sehingga tak bisa digunakan untuk kebutuhan air minum atau memasak,'' kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Cilacap, Wasi Ariyadi, Kamis (5/9).
Sejumlah instansi terkait seperti BPBD, PDAM, dan dinas cipta karya dan tata ruang (DCKTR) telah melakukan rapat koordinasi. Tujuannya untuk memudahkan proses droping air bersih ke daerah-daerah tersebut.
''Masalah krisis air bersih di Cilacap terjadi hampir setiap tahun setiap musim kemarau. Jadi, tak ada masalah bagi kita. Kita akan bergerak cepat untuk mengirimkan bantuan air bersih,'' jelasnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan air bersih, pihaknya telah menyiagakan seluruh armada mobil tangki untuk mendistribusikan bantuan. Baik mobil tangki milik PDAM maupun mobil tangki dari instansi lain.
''Semuanya akan kita kerahkan kalau memang kebutuhan droping air ini nantinya melonjak,'' jelasnya.