REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) telah mendorong daya saing perekonomian Indonesia.
"Kalau kita bicara daya saing banyak faktor yang diukur tapi yang paling menonjol adalah kemampuan Iptek kita yang meningkat," ujarnya di Jakarta, Rabu (5/9).
Hatta memberikan apresiasi atas laporan Global Competitiveness terbaru World Economic Forum (WEF) yang menaikkan daya saing Indonesia dari sebelumnya tahun 2012 di peringkat 50, menjadi peringkat 38 pada 2013.
Menurut dia, selain adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia, kenaikan peringkat tersebut menunjukkan adanya kemajuan dari pemerintah dalam mengelola perizinan dan birokrasi di Indonesia.
"Di situ ada juga hal-hal seperti tata kelola, misalkan bagaimana kita bisa mengelola perizinan. Itu yang membuat doing business di Indonesia membaik," katanya.
Namun, Hatta mengakui peningkatan pelayanan tersebut, juga diikuti oleh peningkatan korupsi yang berarti kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi belum berjalan secara maksimal dan masih memiliki kelemahan struktural.
"Kita mengedepankan peningkatan belanja pegawai yang harus dikaitkan pelayanan publik sehingga tidak bisa lagi menambah pegawai yang memberatkan APBN, kalau tidak bermuara pada meningkatnya pelayanan publik," katanya.
World Economic Forum mencatat Indonesia saat ini memiliki momentum pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berada pada kisaran 5,2 persen dalam beberapa dekade terakhir. Hal tersebut yang menyebabkan adanya peningkatan peringkat Indonesia secara signifikan.
Dari 12 pilar yang menjadi ukuran dalam penilaian, Indonesia mengalami kenaikan peringkat dalam 10 indikator, dan yang menunjukkan kinerja paling baik adalah dalam bidang pembangunan infrastruktur, efisiensi di pasar tenaga kerja dan peningkatan pelayanan di institusi publik.
Kemudian, lingkungan makroekonomi Indonesia juga menunjukkan kinerja baik, karena rasio utang terhadap PDB dan laju inflasi relatif terjaga. Selain itu, penggunaan Iptek yang menjadi salah satu indikator penilaian ikut memperlihatkan adanya peningkatan.