REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai tingginya harga kedelai tidak perlu terjadi apabila Kementerian Pertanian (Kementan) serius menggarap target swasembada pangan.
Dalam rencana strategi yang disusun oleh Kementan disebutkan bahwa sasaran produksi kedelai tahun ini sebanyak 1,5 juta ton. "Ini sebuah lompatan yang hampir tidak mungkin kalau tahun lalu hanya 843 ribu ton," kata Ketua Komisi IV DPR RI, Romahurmuzy, Selasa (3/9).
DPR melihat hampir seluruh program swasembada pangan yang sudah dianggarkan oleh Kementan belum terlihat hasilnya. Misalnya, Perluasan Areal Tanam (PAT) hingga 380 ribu hektare (ha).
"Hingga saat ini (padahal) waktu menyisakan tiga bulan lagi sebelum tahun ini berakhir, (tapi) realisasinya nol," ujar Romahurmuzy.
Politisi PPP yang biasa dipanggil Romy ini juga melihat ada masalah serius pada kepemimpinan operasional di Kementan. Ia menyarankan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memantau langsung mandeknya program-program yang direncanakan Kementan.
Selain itu, DPR melihat anggaran untuk kelancaran aneka program Kementan sudah cukup. Namun kenyataannya, pelaksanaan progam-program berjalan lamban.
"Terbukti, sampai hari ini, baru 1,26 persen penyerapan subsidi benih dari jumlah anggaran sebesar Rp 1,45 triliun. Kalau begini caranya, dipastikan seluruh target swasembada pangan tahun depan hanya akan menjadi ilusi," ujar Romahurmuzy.