REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pengamat politik, Andrinof Chaniago, menilai mundurnya Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, dari ajang konvensi calon presiden Partai Demokrat merupakan langkah yang tepat.
"Kalau tidak mundur maka akan banyak kritik dari berbagai pihak, dan disalahkan," kata Andrinof menanggapi mundurnya Mahfud MD di Depok, Jabar, Jumat (30/8). Selain Mahfud MD, mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih dan Direktur Utama Lion Air juga menolak ikut konvensi calon presiden Partai Demokrat.
Andrinof menilai adanya aturan yang menyebutkan jika yang terpilih dalam konevensi calon presiden maka merupakan capres dari partai Demokrat tentunya banyak yang menolaknya. Lain halnya jika yang terpilih maka akan ada koalisi dari partai lainnya maka tentunya banyak yang ikut dalam konvensi tersebut.
Ia menilai konvensi yang digelar partai Demokrat sedikit berguna bagi proses demokrasi di partai dalam mencari calon pemimpin bangsa. "Sampai disitu saja. Kalau untuk menaikkan elektabilitas partai tentunya masih jauh," ujarnya.
Dikatakannya waktu pelaksanaan konvensi dinilai juga tidak tepat karena kader Partai Demokrat banyak tersandung masalah korupsi. "Saat ini bukan momentum yang bagus bagi Demokrat menggelar konvensi capres, perlu waktu lima sampai sepuluh tahun lagi untuk mengembalikan citra partai," tuturnya.
Andrinof mengatakan Partai Demokrat dan juga partai lainnya sedang mengalami krisis kepemimpinan, dan ini menandakan proses regenerasi di partai tidak berjalan dengan baik. "Partai perlu melakukan pembenahan agar kaderisasi berjalan dengan baik," jelasnya.