REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum terdistribusinya seluruh buku kurikulum baru 2013, membuat banyak sekolah berinisiatif untuk mengajukan pelatihan guru. Sebanyak 1.444 sekolah, mengajukan pelatihan guru ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sambil menunggu memperoleh bantuan buku kurikulum baru.
''Kami akan memberikan pelatihan pada guru yang melatih. Tapi, akan diberi pelatihannya saja bukunya tetap menunggu,'' ujar Ketua Unit Implementasi Kurikulum Pusat Kemendikbud Tjipto Sumadi kepada Republika, Rabu (28/8).
Menurut Tjipto, pihaknya memang memiliki alokasi anggaran untuk memberikan pelatihan pada guru. Jadi, Ia mengakomodasi usulan dari sekolah dari setiap jenjang dari SD, SMP sampai SMA.''Ya, kalau ada sekolah yang mengajukan pelatihan, silahkan saja akan kami akomodir,'' katanya.
Tjipto mengatakan, selain ada yang mengajukan pelatihan, ada beberapa daerah yang menganggarkan dana untuk pengadaan buku kurikulum baru. Ia mencontohkan, di Riau sebuah perusahaan minyak memberikan dana untuk pencetakan buku. Jadi, Kemendikbud hanya memberikan pelatihan pada gurunya saja.
''Daerah lain yang mengajukan pelatihan guru dalam waktu dekat ini adalah Gorontalo,'' katanya.
Tjipto membantah adanya komersialisasi pelatihan guru untuk implementasi kurikulum baru ini. Ia mengaku tidak tahu-menahu perihal besaran tarif yang dibebankan kepada sekolah. “Saya tidak tahu hal seperti itu dan tidak mengurusinya,'' katanya.
Menurut Tjipto, tidak ada standar penentuan tarif dari pusat dan tak ada komersialisasi. ''Indeks kemahalan tiap-tiap daerah kan berbeda. Penentuan tarif sepenuhnya kewenangan daerah,” katanya.