Rabu 21 Aug 2013 20:42 WIB

Kriminolog: Kekecewaan Terakumulasi, Napi Jadi Destruktif

Napi kabur
Foto: blogspot.com
Napi kabur

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Kerusuhan di beberapa lembaga pemasyarakatan di Indonesia dinilai dipicu faktor kekecewaan narapidana yang bertumpuk. Ujung-ujungya adalah tindakan destruktif.

"Kekecewaan narapidana dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) yang terpendam dan terakumulasi ketika mendapatkan peluang atau stimulus maka akan berujung seperti peristiwa di lapas Labuhan Ruku," katanya di Yogyakarta, Rabu (21/8).

Kekecewaan narapidana yang diekspresikan melalui tindakan destruktif atau melawan petugas bisa jadi disebabkan kondisi internal serta eksternal lapas, mulai dari  kapasitas lapas serta sarana prasarana lainnya yang tidak memadai.

Sementara pemicu eksternal, menurut Suprapto, yakni berkaitan dengan kondisi penegakan hukum yang belum tegas. Para napi, katanya, berani melakukan tindakan destruktif karena masih mendengar dan melihat proses peradilan di Indonesia yang kerap belum mencerminkan keadilan, serta tindak kejahatan masih dengan mudah terjadi.

"Soal kapasitas lapas yang melampaui memang menjadi persoalan klasik. Namun, bukan hanya itu sebenarnya. Melainkan juga disebabkan mereka sering melihat peradilan di luar yang dinilai belum tegas," katanya.

Selain itu tindakan-tindakan destruktif yang dilakukan oleh napi, menurut dia, juga terdorong oleh kondisi kejiwaan mereka yang tidak stabil.

Ia mengatakan, mengantisipasi terjadinya hal yang sama, pemerintah perlu menambah jumlah personel petugas sipir lapas sehingga seimbang dengan kebutuhan pengamanan. "Rasio jumlah sipir belum sebanding dengan jumlah napi yang terus bertambah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement