REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai diaspora Indonesia sangatlah potensial untuk menyumbang pembangunan di tanah air. Terlebih lagi, diaspora telah menjadi fenomena global.
Mengutip PBB, Presiden SBY mengatakan, saat ini ada sekitar 215 juta orang yang bekerja di luar negara kelahirannya. Angka tersebut sama besarnya dengan jumlah penduduk Brasil.
Setiap tahun, sekitar 2 juta orang dari dunia berkembang pindah untuk belajar, bekerja atau berbisnis di negara lain. Umumnya mereka terus memelihara ikatan batin dengan negara asalnya.
"Devisa yang dikirim oleh diaspora secara global mencapai sekitar 500 miliar dollar AS. Jumlah devisa yang diterima negara-negara berkembang dari diaspora tiga kali lebih besar dari bantuan yang diberikan negara-negara maju," katanya saat memberikan sambutan di kongres kedua diaspora Indonesia, Senin (19/8).
Dengan potensi itu, Presiden SBY beranggapan perlu menentukan strategi pembangunan ke depan yang bisa melibatkan diaspora. Pemerintah Indonesia mau tidak mau, perlu mempunyai 'strategi diaspora'. "Agar dapat memanfaatkan aset, jaringan dan brain power yang dimiliki diaspora Indonesia," katanya.
Karena itu, ia pun berharap diaspora Indonesia bisa bersinergi dengan segala potensi dan asset yang dimiliki Indonesia. Sinergi yang ada di Indonesia dengan peluang-peluang yang ada dalam jaringan diaspora.