REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Warga Muhammadiyah Jawa Timur belum tentu menggunakan hak suaranya untuk memilih pasangan calon gubernur incumbent, Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa). Sebab, mereka dinilai sulit untuk diarahkan pada salah satu pasangan calon.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua PW Muhammadiyah Jatim Thohir Luth saat menerima kunjungan Khofifah Indar Parawansa, Jumat (16/8). Dia mengatakan, mereka sudah cerdas dalam menetukan hak pilih, dan tidak bisa diprediksi.
"Yang penting mereka tidak golput, kami membebaskan memilih siapa saja dan tidak bisa dipastikan ke Karsa," kata Thoir kepada Republika.
Menurut Thohir, semua kandidat pasangan mempunyai peluang mendapatkan hak pilih dari kurang lebih delapan juta warga Muhammadiyah. Menurutnya, siapa pun yang menjadi gubernur, harus bisa berkordinasi dengan Muhammadiyah dalam membangun umat.
Pasangan calon yang diusung PKB, Khofifah menambahkan, Muhammadiyah mempunyai peran yang signifikan dalam indeks pembangunan manusia (IPM). Seperti pendidikan, kesehatan dan pendapatan perkapita.
Dia mengatakan, ke depan akan mendorong pemerintah provinsi bersinerji dengan lembaga tersebut. "Gubernur harus menjadi kordinator pembangunan, bukan penguasa," kata Khofifah.