Kamis 15 Aug 2013 13:58 WIB

SBY Kritik Lagu Gladi Resik Upacara Hari Kemerdekaan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengoreksi gladi resik upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-68. Gladi resik yang dilakukan di Istana Merdeka dinilainya masih kurang bersemangat.

"Ada beberapa koreksi. Pertama, saya lihat semangatnya perlu ditingkatkan, termasuk pembawa acara, terlalu slow tadi," katanya, Kamis (15/8). 

Ia mengatakan, meski para petugas upacara berhadapan langsung dengan presiden, tapi suara lantang dan keras tetap diperlukan. Termasuk komandan upacara dan komandan paskibraka. Karena hal tersebut mencerminkan semangat. 

Tak hanya tentang petugas upacara, SBY pun mengkoreksi lagu-lagu yang akan dibawakan dalam upacara kemerdekaan. Menurutnya, durasi lagu terlalu lama. "Untuk lagu, mungkin ada yang perlu dikurangi karena terlalu lama, kasihan yang berdiri. Terutama medley-nya itu dikurangi," katanya. 

SBY juga mengoreksi sound system yang ada. Menurutnya, volume-nya harus lebih keras. Sound system menjadi hal penting karena dianggap menimbulkan efek gegap gempita. "Kalau sound system-nya kurang, gegap gempitanya itu tidak muncul. Padahal kekuatannya di situ," katanya. 

Ia meminta agar kekurangan dalam gladi resik upacara HUT RI ke-68 itu bisa diperbaiki. Meski waktu mepet, tetapi masih bisa dilakukan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement