REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) Indonesia menyatakan bahwa seharusnya Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) melakukan upaya yang lebih cepat untuk menstabilkan harga daging sapi.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendag Indonesia, Gunaryo, mengatakan pihaknya sudah menugaskan Perum Bulog sejak dua bulan yang lalu untuk melakukan importasi daging sapi. Importasi dilakukan dengan tujuan untuk menstabilkan harga. “Semestinya Bulog lebih cepat merealisasikan stabilisasi harga,” katanya saat dihubungi, Senin (5/8).
Dia mengakui bahwa Bulog merupakan pemain baru dalam melakukan importasi daging sapi. Namun dia menegaskan, Bulog perlu meningkatkan jaringan, kecepatan, dan keterampilan untuk menstabilisasi harga daging. Sehingga harga daging sapi bisa ditekan seperti yang ditargetkan pihaknya, yaitu Rp 75 ribu sampai Rp 76 ribu per kilogram.
Dengan begitu, kata dia, Bulog bisa segera mendistribusikan daging-daging tersebut ke pasar tradisional maupun pasar retail dan harga daging sapi segera turun. Namun, dia menambahkan, untuk menurunkan harga daging, pihaknya telah mendatangkan sapi siap potong dan kini sudah memasuki wilayah Jakarta Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
“Permintaan daging sapi terbesar ada di Jabodetabek,” tuturnya. Pihaknya optimistis, jika kebutuhan di Jabodetabek sudah dipenuhi, distribusi sapi potong bisa disebar ke Provinsi Jawa Tengah (Jateng) maupun Jawa Timur (Jatim).
Tidak hanya sapi potong, daging beku sebanyak 3.000 ton telah tiba di Indonesia dan disebar ke pasar-pasar tersebut. Dia mengeklaim, setelah adanya daging-daging tersebut, kini harga daging sapi berangsur-angsur turun menjadi Rp 90 ribu - Rp95 ribu per kilogram. “Bahkan saya memantau sendiri, harga daging sapi di Pasar Cipete sekitar Rp 82 ribu per kilogram,” ucapnya.