REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR -- Menghilangnya sejumlah warga Denpasar untuk mudik menjelang Lebaran membuat sejumlah kebutuhan pokok sulit didapat. Selain di pasar-pasar tradsional, kebutuhan pokok yang biasa dijajakan pedagang keliling yang biasa keluar masuk kampung atau kompleks perumahan sudah tidak kelihatan lagi. “Sudah lima hari terakhir saya tidak mendengar teriakan Pak Nardi,” kata Nina yang tinggal di sebuah perumahan di Jalan Batukaru, Denpasar, Ahad (4/8).
Pak Nardi adalah penjual sayur-mayur dan sejumlah kebutuhan pokok yang kerap keluar masuk di perumahan tempat Nina tinggal. Penghuni perumahan di sana sangat bergantung pada jasa Pak Nardi. Tapi, sejak lima hari terakhir dia memang sudah mudik ke kampung halamannya di Pulau Jawa. Pedagang kerupuk keliling, Bambang, juga tidak kelihatan lagi. Bambang bahkan sudah mudik di pertengahan bulan Ramadhan.
Hilangnya sayur-mayur dan sejumlah dagangan tidak memicu kenaikan harga. Itu karena pembelinya juga banyak yang mudik. “Kalau saya naikkan, siapa yang beli. Dengan harga yang ada sekarang saja, pembelinya sudah berkurang,” kata Narti, penjual sayur dan bumbu-bumbuan di Pasar Badung, Denpasar.
Menjelang hari raya Idil Fitri, sejumlah penjual makanan di Denpasar memang sudah tutup, terutama mereka yang berjualan di kawasan perkampungan dan memang dikelola sendiri oleh pemiliknya. Tapi, mereka yang berjualan di jalan-jalan protokol kebanyakan menyatakan hanya akan tutup sehari pada saat hari raya Idul Fitri.