REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Ditangkap saat tengah mencopet, bocah berusia sebelas tahun, AF mengaku, dirinya melakukan aksinya karena disuruh bosnya yang dikenalnya sebagai 'Raja Copet'.
Namun dia enggan menyebutkan siapa sosok di balik aksinya tersebut. Dia juga membantah kalau dirinya dinyatakan sebagai sindikat di terminal dan stasiun Surabaya-Sidoarjo.
Hasil mencopet, menurut AF, dibagi dua dengan bosnya dan dia bisa mengumpulkan uang sebesar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta rupiah dalam sehari. Kemudian, 'Raja Copet' itu selalu menunggu AF di pinggir jalan untuk menyerahkan uang hasil copetannya tersebut.
"Hasil copet saya pakai buat senang-senang, sehari bisa habis Rp 100 ribu," ujarnya. Saat ini tersangka di amankan di pos pengamanan arus mudik Terminal Purabaya untuk kemudian dibawa ke Polres Sidoarjo. Polisi masih menyelidiki, siapa yang menjadi bos tersangka untuk ditangkap.
Kasubnit Kantibmas Terminal Purbaya, Hardjo mengatakan, tingkat kriminalitas di lokasi itu cenderung kecil. Adapun laporan yang masuk merupakan kasus pencopetan kiriman yakni, korbannya kehilangan uang di tempat lain, namun melapor pada petugas terminal.
"Tapi anak itu memang selalu menjadi incaran kru bus, karena dianggap rutin mencopet mereka," ujar Hardjo.
Hardjo mengatakan, pihaknya sudah mencium adanya indikasi pencopetan AF sejak lama, karena itu, pihaknya selalu menjadikan pelaku target pencarian. Namun, modusnya yang digunakan dinilai aman dan diam-diam, sehingga sulit tertangkap dan dicurigai oleh orang.