REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sekitar 3.500 juru parkir di berbagai tempat di Kota Solo, mengubah penampilan dari penggunaan baju warna oranye menjadi pakaian adat Jawa, berupa motif lurik dan belangkon warna hitam.
"Penggantian atribut baru kepada juru parkir ini dimaksudkan untuk memanusiakan mereka dan sekaligus juga melestarikan pakaian adat Jawa," kata Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo dalam apel pelaksanaan penyerahan dan pemakaian seragam baru juru parkir di Jalan Slamet Riyadi di Solo, Kamis (1/8).
Ia mengatakan para juru parkir tersebut mendapatkan seragam baru secara gratis, sedangkan penyerahan secara keseluruhan akan dilakukan secara bertahap.
"Pemberian seragam baru kepada juru parkir ini, gratis dan dilakukan secara bertahap. Pertama mereka yang tugas di Jalan Slamet Royadi ini dan nantinya akan semuanya diseragamkan dan akhir tahun 2013 semua sudah pakai seragam baru," ujar Hadi.
Ia mengharapkan penggunaan seragam berupa pakaian adat Jawa oleh juru parkir tersebut akan memberikan dampak positif terhadap nama baik Kota Surakarta.
"Tugas utama juru parkir ini selain menarik retribusi juga harus bisa memberikan keamanan yang nyaman bagi kendaraan yang parkir dan tidak mengganggu arus lalu lintas," tutur Hadi.
Seorang juru parkir, Piko, seusai menerima seragam baru mengaku senang karena perhatian Pemkot Surakarta tersebut. Ia mengungkapkan sudah menjadi juru parkir di Solo sejak lima tahun lalu.
"Baru kali ini mendapat pakaian seragam baru yang sesuai identitas orang Solo," kata Hadi.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Pemkot Surakarta Y. Herman Sudrajad mengatakan total jumlah petugas parkir sekitar 3.500 orang.