REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan bendahara umum Partai Demokrat, M Nazaruddin mengungkapkan adanya 12 proyek yang dimainkan anggota DPR. Antara lain dilakukan pimpinan Banggar DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Olly Dondokambey.
Wakil Ketua DPR dari PDI Perjuangan, Pramono Anung membantah kalau fraksinya ikut main proyek. "Saya yakin nggak, masak fraksi main proyek. Saya meyakini betul pasti tidak," kata Pramono yang ditemui di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (1/8).
Pramono juga meyakini anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan tidak terkait dengan proyek yang disebutkan Nazaruddin. Lagipula ia meminta agar informasi dari Nazar harus tetap dibuktikan secara hukum, bukan hanya sekedar ucapan saja.
Menurutnya penegakan hukum tetap berlaku untuk setiap orang, tidak hanya untuk orang tertentu. Apalagi Nazar telah mengungkapkan secara resmi kepada KPK mengenai adanya anggota DPR yang bermain dalam 12 proyek besar.
Sebagai pimpinan DPR, ia tentu akan ikut mendukung KPK untuk menindaklanjuti dan menyelidiki apa yang diungkapkan Nazar. Ia juga meminta momen ini dapat dimanfaatkan KPK untuk program bersih-bersih di DPR.
"Kita semua tentunya mendukung, men-support apa pun yang dilakukan KPK dan sekarang ini memang eranya kita mesti memberikan dukungan kepada KPK untuk bersih-bersih. Apakah itu informasinya benar atau tidak, yang membuktikan kan hukum, bukan ucapan," tegas mantan sekjen PDI Perjuangan tersebut.
Sebelumnya, Nazar mengungkapkan aktor-aktor utama di DPR yang bermain dalam 12 proyek besa. Terutama dari Fraksi Demokrat, Golkar dan PDI Perjuangan. Nazar menyebut keterlibatan pimpinan Banggar DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Olly Dondokambey untuk dua proyek
Salah satu proyek yaitu proyek pembangunan Gedung Pajak, Nazar menyebut ada pimpinan Olly Dondokambey di belakang proyek yang dimenangkan oleh PT Adhi Karya.
Selain itu ada proyek Merpati MA60 dengan nilai proyek hampir Rp 2 triliun juga ia sebut sebagai proyek fiktif yang uangnya dibagi-bagi anggota DPR. Ia mengklaim semua fraksi menerima 'jatah' dari proyek ini, terutama Fraksi Demokrat. Untuk fraksi lain, jatah diberikan kepada Setya Novanto untuk Fraksi Golkar dan Olly Dondokambey kepada PDI Perjuangan.