Selasa 30 Jul 2013 21:58 WIB

DIY Tunggu Pasokan Daging Impor

Pedagang memotong daging sapi lokal di Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (18/7).    (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pedagang memotong daging sapi lokal di Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (18/7). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta berharap mendapatkan pasokan daging sapi impor untuk menurunkan harga komoditas tersebut di pasaran yang cukup tinggi, mencapai Rp100 ribu per kilogram.

"Kami berharap daging sapi impor bisa masuk ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sehingga harga daging sapi di pasaran yang mencapai Rp100 ribu per kilogram bisa turun," kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Yogyakarta, Selasa.

Dengan turunnya harga daging sapi, menurut dia, diharapkan bisa menstabilkan harga komoditas tersebut di pasaran DIY, yang sejak beberapa hari terakhir bertahan pada harga yang cukup tinggi.

"Kami memperkirakan tingginya harga daging sapi di pasaran DIY tersebut tidak lepas dari peranan para pedagang daging sapi di Segoroyoso Bantul," katanya.

Ia mengatakan, Segoroyoso merupakan pemasok daging sapi terbesar di DIY yang memiliki andil besar dalam memengaruhi harga komoditas tersebut di pasaran. Pengaruh mereka terhadap harga daging sapi di pasaran kuat sekali.

"Oleh karena itu jika para pedagang daging sapi di Segoroyoso tidak menurunkan harga tentu harga daging sapi di pasaran akan tetap tinggi. Jadi, kami berharap pemerintah pusat memasok daging sapi impor ke DIY untuk menstabilkan harga," katanya.

Ditanya tentang adanya pedagang yang menolak menjual daging sapi impor dengan alasan daging dari luar negeri itu tidak disukai konsumen karena kurang enak, Sultan mengatakan, hal itu hanya persepsi mereka.

"Soal enak atau tidak enak itu tergantung dari cara mengolah dan memasaknya. Dalam hal ini yang perlu dipahami adalah daging sapi impor itu dimaksudkan untuk menstabilkan harga di pasaran," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement