REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Selat Lombok yang menghubungkan Bali dengan Pulau Lombok, kembali diganggu cuaca buruk. Akibat gelombang yang cukup tinggi mencapai empat meter sejak Senin (29/7) 01.00 wita dini hari, kapal-kapal sulit disandarkan di Pelabuhan Padangbai.
"Karena gelombang tinggi, kapal terguncang-guncang di dermaga, sehingga kurang aman untuk bersandar," kata Kepala Kantor Kesahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai Bali, Ketut Aryadana.
Kepada Republika, Senin (29/7), Aryadana menjelaskan, gelombang berlanjut hingga pukul 08.00 wita dan membuat sebanyak 11 kapal terpaksa menunggu sekitar delapan jam di tengah laut untuk mendapat giliran bersandar.
Karena kapal-kapal sudah lama menunggu di tengah laut, maka seluruh kapal diberi giliran satu persatu untuk bersandar dan hanya untuk menurunkan penumpang dan kembali lagi ke tengah laut. Barulah sekitar 14.00 wita, kapal-kapal disandarkan lagi untuk menaikkan penumpang.
"Sekarang sudah mulai ada pergesran, antrean sudah mulai mengalir," katanya.
Sebelumnya, berdasarkan pengamatan Republika, antrean truk barang mengular hingga keluar areal pelabuhan, bahkan sampai ke jalan raya Denpasar-Amlapura. Namun setelah pukul 14.00 wita, antrean mulai bergerak dan kendaraan memasuki areal pelabuhan.
Menurut Aryadana, buka tutup Pelabuhan Padangbai, Karangasem, kali ini adalah yang kedua terjadi dalam sepekan terakhir. Sebelumnya, pelabuhan sempat ditutup karena ada kerusakan dermaga akibat dihantam kapal yang akan bersandar. Sedangkan kali ini semata-mata karena gelombang tinggi.
Sesuai informasi cuaca yang diterima Pelabuhan Padangbai dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, saat ini sedang terjadi tekanan udara rendah di Australia. Dijelaskan Aryadana, kondisi itu mengakibatkan terjadinya gelombang tinggi di laut sebelah selatan Pulau Bali.